Berikut ini versi online Kisah Hidup Peramal Tarot Priyashiva Akasa Dwijendra jilid 2 di Tabloid Nova :
KARMA UNTUK BERDERMA
Setelah menemukan Passion sebagai konsultan spiritual dan peramal kartu Tarot, pintu karier Priyashiva Akasa Dwijendra (40) makin terbuka lebar. Banyak tawaran yang meminta dirinya menjadi narasumber, pembicara, serta presenter mengenai dunia ramal-meramal, baik dari media cetak, online, stasiun televisi, dan lainnya.
Nah, setelah memakai nama Priyashiva Akasa Dwijendra, saya merasa menemukan passion dalam hidup. Saya pun nyaman dengan profesi sebagai konsultan spiritual dan peramal kartu Tarot. Sebenarnya, selama masih bekerja di suatu instansi pemerintah dan jadi assistan Professor, saya sudah sering meramal, meski belum dijadikan profesi resmi.
Namun, beberapa teman kos dan teman dekat yang mengetahui "kelebihan" yang saya milikii, sudah sering bertanya soal asmara, keluarga, serta aneka peristiwa yang akan terjadi di Indonesia. Mereka bahkan sudah mendengar ramalan saya soal kondisi Indonesia, sebelum terjadi kerusuhan Mei 1998. Sehingga, mereka jadi lebih berhati-hati dan waspada. Maka, pada saat kerusuhan di tahun 1998 itu benar-benar pecah, mereka sudah tidak terkejut lagi.
Dan, di tahun 2002 ketika untuk pertama kalinya memutuskan jadi peramal, saya mempunyai beberapa klien yang kerap berkonsultasi melalui online, yakni via e-mail dan chatting, baik dari Indonesia maupun luar negeri. Lucunya, ketika itu saya masih belum punya tarif, Akhirnya saya hanya menerima bayaran berupa pulsa yang langsung diisikan ke handphone saya. Ha...ha... ha...
Ada yang memberi pulsa Rp. 25 ribu, Rp. 50 ribu, bahkan yang merasa puas dengan ramalan saya, klien bersedia mengirimkan pulsa Rp. 100 ribu. Namun lambat laun beberapa klien akhirnya datang langsung untuk berkonsultasi dengan saya. Mereka datang dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, beberapa negara Eropa, hingga Australia.
Selanjutnya, saya sudah menerima imbalan uang yang mreka transfer ke rekening saya seusai berkonsultasi. Meskipun mereka berasal dari jauh, beda pulau bahkan beda benua, saya bisa melihat aura para klien saya. Baik dari tutur katanya, saat ia menuliskan kata-kata, atau melalui nomor, yakni dari tanggal, bulan, dan tahun lahir.
Semua yang saya tekuni ini, asal tahu saja, bukan klenik, bukan pula takhayul ataupun mistik, ini adalah ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah, lo.
Dalami Bahasa Asing
Oleh karena itu, saat ini saya semakin bertekad mencurahkan tenaga, pikiran, dan kemampuan yang saya miliki untuk membantu sesama dan mencoba menjauhi kemelekatan atau hal-hal yang berbau cinta terhadap duniawi.
Lantas, siapa yang akan menjadi generasi penerus ajaran orang tua saya, Bawono Toto Lahir Bathin (Bijaksana, Tentram, Stabil Lahir dan Bathin) ? Ya, mau bagaimana lagi? Untuk saat ini saya memilih jalan hidup seperti ini. Mungkin ini juga merupakan bagian dari takdir atau karma saya yang harus berderma, hidup membantu orang lain.
Oh ya, selain mendalami dan akhirnya memutuskan jadi paranormal, saya juga tergolong mudah mempelajari bahasa. Sejak SMP, saya sudah fasih berbahasa Inggri. Padahal saya tak pernah kursus, hanya belajar secara otodidak dari membaca novel-novel berbahasa Inggris. Novelnya pun saya beli di pasar loak. Setelah membaca novel-novel itu, saya lalu mencoba bicara sendiri di depan kaca menggunakan Bahasa Inggris.
Maklum, kondisi keuangan keluarga dan pribadi tak memungkinkan ikut kursus, sehingga membuat saya harus kreatif dan mencari cara untuk belajar berbagai ketrampilan. Jadi, biarpun saya termasuk malas ke sekolah, tapi saya mengembangkan kemampuan di bidang lain yang saya sukai. Dan, saat kuliah saya juga sempat mempelajari Bahasa Jepang sehingga saya mengerti sedikit mengenai bahasa itu.
Sekarang, saya sedang mempelajari Bahasa Arab. Ya, saya tercatat seabagai murid di tempat kursus Al Munawir di kawasan Jakarta Timur. Menurut pendapat saya, sebagai muslim saya dituntut untuk bisa membaca Al Qur'an membaca Al Qur'an dengan benar. Saya mempelajari Al Qur'an karena suatu hari nanti saya ingin menunaikan ibadah haji. Bukan untuk mencari gelar atau surga, tapi merupakan kewajiban dan bagian dari rukun Islam yang kelima, bagi umat muslim.
Nah, di tempat kursus itu saya tak hanya mengkaji isi Al Qur'an, tapi juga diajari cara berbahasa Arab yang baik dan benar. Memang baru satu tahun ini saya belajar di sana, jadi saya belum terlalu lancar dan fasih bicara. Tapi setidaknya jika dipersiapkan dari sekarang, kelak saya bisa berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Arab.
Ikhlas Berbuah Manis
Kembali ke soal karier, ketika di Indonesia booming ramalan via SMS dengan cara "Ketik Reg Spasi Nomor", saya juga pernah dijadikan narasumber oleh beberapa provider ponsel, lo. Saya sempat memiliki beberapa iklan dan muncul di beberapa stasiun teve pada 2009, melalui Reg Cinta, Reg Harta, dan Reg Tarot yang tayang hampir selama 6 bulan.
Kendati saat itu tak ada kejelasan tentang bagi hasilnya atau honor yang menjadi hak saya, namun saya ikhlas. Keikhlasan itulah yang saya pikir kini berbuah manis. Setidaknya, itu jadi pengalaman saya dalam berbisnis. Namun saya pasrah, karena sesungguhnya hidup sudah ada yang mengatur. Buahnya, kan, tak harus dari situ, bisa dari jalan yang lain.
Nah, kemudian saya dipercaya mengasuh rublik horoskop di berbagai media cetak dan radio. Hingga akhirnya saya jadi penyiar radio POP FM, mengasuh acara Solusi dan Ramalan Bintang Anda, hingga 225 episode, sejak November 2008. Bahkan saya pun pernah jadi narasumber di sejumlah acara di sembilan stasiun teve nasional.
Ratusan ramalan saya telah diliput oleh lebih dari 50 media massa Indonesia, termasuk portal berita online. Bila dihitung, hingga saat ini saya telah diliput slama 60 bulan berturut-turut oleh berbagai media massa terkait berbagai isu ramalan.
Dan, kini saya tengah menjajaki diri sebagai penyanyi lagu-lagu Jawa, campur sari, dan keroncong yang tampil secara off air. Salah satu video klip saya, lagu Jawa campur sari karya almarhum Gesang berjudul Pamitan dirilis pada akhir 2011 bisa disaksikan di Youtube yang hingga kini telah ditonton lebih dari 30 ribu orang.
Ya, begitu banyak berkah dan nikmat yang telah Allah berikan, Jika memang kehendak yang Maha Kuasa, di masa tua saya kelak ingin hidup di dekat gunung dan danau. Menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi dengan kafah, bercocok tanam, berderma, dan belajar jadi manusia yang berkualitas, sesuai kehendakNya.
-----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra
-----------------------------------------------------------------