Gambar: Osho Zen Tarot
Beberapa hari yang lalu tepatnya hari Selasa 2 Oktober 2012 siang, saya kedatangan dua orang reporter gadungan yang mengaku berasal dari BrPH untuk meliput suatu acara TV di Trans7 bertajuk Selebrita. Dari awal saya sudah merasa curiga karena bukan kali pertama ini saya bertemu dengan beberapa reporter TV gadungan, maka dari itu saya putuskan untuk bertemu di pusat perbelanjaan di daerah Jakarta Selatan. Ketika saya meminta kartu kartu nama dan menunjukan kartu identitas karyawan serta surat penugasan, mereka bilang tidak bawa karena lupa. Dari situ semakin kuat pertanda bahwa mereka adalah reporter TV gadungan. Karena saya tidak ingin memperpanjang masalah, mereka tetap saya layani dengan sopan dan seolah-olah saya termakan oleh tipuannya. Saya giring mereka dengan pertanyaan-pertanyaan seputar acara-acara TV dan nama-nama reporter masing-masing. Nampaknya mereka tidak tahu bahwa saya sering berurusan dengan pihak media cetak dan media TV. Sebagaimana biasanya reporter TV gadungan, mereka tidak menggunakan seragam dari Production House dan hanya menggunakan kaos oblong serta dilengkapi handycam ala kadarnya. Saya pura-pura senang dan setelah urusan selesai, saya ucapkan banyak terima kasih tanpa memberikan mereka uang.
Seminggu sebelumnya sebenarnya juga ada seseorang yang mengaku datang dari Production House yang sama dengan alasan yang sama pula. Namun orang tersebut nampaknya jadi segan karena saya ajak dia bertemu dan wawancara di Pusat Meditasi Spiritual dimana saya biasa berlatih bersama beberapa guru meditasi. Dia mengundurkan diri tanpa alasan yang jelas.
Kejadian hari Selasa kemarin itu merupakan kejadian ke 4 kalinya saya didatangi oleh beberapa reporter TV gadungan. Sebelumnya ada yang mengaku datang dari IndPH, BrPH, dan Production House lain. Namun dengan sopan saya tetap melayani mereka tanpa pernah memberikan uang sepeser pun kecuali ada dulu 2 orang reporter gadungan mengaku dari IndPH yang berpakaian lusuh dan hanya memakai sandal ketika wawancara dengan saya di suatu pusat perbelanjaan. Karena rasa kasihan melihat wajah mereka yang begitu memelas, saya berikan mereka uang Rp. 150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah setara dengan biaya mentraktir makan siang bertiga di restoran siap saji hehehe.....) sebagai uang ongkos bensin.
"Alasan utama mengapa saya tetap menanggapi dan bertemu dengan para reporter TV Gadungan tersebut adalah: Karena saya ingin mempelajari dan menganalisa karakteristik para penipu dengan modus operandi masing-masing sebagai pembelajaran hidup. Sebagai Konsultan Spiritual dan Peramal Tarot Profesional, saya sangat senang mempelajari, menganalisa dan memetakan karakter dan prilaku semua orang yang berada dalam ruang lingkup kehidupan saya. PENGALAMAN ADALAH GURU YANG TERBAIK. Yang terpenting saya tidak tertipu memberikan mereka uang, karena tujuan mereka menipu adalah untuk mendapatkan uang para korbannya."
Saya sering berurusan dengan wartawan/reporter baik media cetak, reporter radio maupun reporter TV yang datang lebih dari 30 media massa. Saya bisa membedakan dari bahasa tubuh dan penampilan luar mereka mana yang asli dan mana yang gadungan. Biasanya saya berpura-pura menanyakan kabar dan kelanjutan kepada reporter TV gadungan dengan tujuan untuk mengetuk kata hatinya agar mereka sadar atas apa yang mereka lakukan itu salah dan bodoh. Mereka begitu bodoh karena mereka semua tidak tahu bahwa saya sudah sering muncul di media massa. Nampaknya mereka itu bekerja dalam suatu sindikat reporter TV gadungan dimana hanya boss mereka saja yang tahu latar belakang korbannya, sedangkan para reporter TV gadungan tersebut tidak menguasai latar belakang para korbannya. Ini bisa dibuktikan ketika mereka dipancing pertanyaan-pertanyaan rumit seputar dunia pertelevision, mereka simpang siur menjawabnya.
Ada beberapa tips cara mengenali dan menghindari penipuan yang dilakukan oleh para reporter TV atau Reporter media cetak gadungan yaitu:
1. Ketika mereka menghubungi anda pertama kali, cobalah minta penjelasan dengan detail tentang :
- Acara apa yang mereka liput
- Mereka datang dari perusahaan media apa
- Minta kartu nama, kartu identitas karyawan dan surat penugasan
- Tanyakan nama redaktur acaranya atau nama produser acaranya
Apabila mereka tidak bisa memberikan kartu nama atau identitas kartu karyawan sudah bisa dipastikan mereka reporter gadungan. Reporter asli biasanya menggunakan seragam, ada kartu nama dan kartu identitas karyawan serta bersedia memberikan nama jelas perusahaan, nama acaranya sekaligus nama produsernya. Reporter asli tidak pernah menyembunyikan identitas profesional mereka.
Antara kartu nama, kartu identitas karyawan dan surat penugasan harus sesuai dengan acara yang mereka liput contohnya: kartu nama dari PH Indigo dan mereka meliput untuk acara Silet Infotainment maka sudah bisa dipastikan mereka asli reporter TV dari indigo. Jika kartu nama dan kartu identitas karyawan berasal dari media lain namun mengaku meliput acara Silet maka sudah bisa dipastikan mereka reporter TV gadungan.
2. Jangan langsung mau bertemu untuk wawancara sebelum anda melakukan pengecekan atau pemeriksaan langsung tentang keberadaan perusahaan mereka. Hubungi melalui telepon atau kunjungi perusahaan mereka untuk mengklarifikasi keberadaan reporter tersebut apakah memang benar adanya. Cek langsung kepada produser atau redaktur akan kebenaran jati diri reporter tersebut. Jika semua pengecekan bisa membuktikan keberadaan reporter tersebut berarti reporter tersebut asli adanya. Reporter asli biasanya ada perusahaannya, ada medianya baik berupa acara di TV atau media cetaknya dan jelas alamat perusahaannya.
3. Jangan pernah memberikan uang kepada reporter TV gadungan. Biasanya mereka dengan halus meminta uang lelah dengan berbagai alasan, cobalah anda tolak dengan tegas. Reporter asli tidak pernah meminta uang dalam bertugas karena pada dasarnya mereka yang bertugas di lapangan sebagai reporter, biaya operasional sudah disediakan oleh pihak perusahaan yang bersangkutan.
Reporter TV gadungan biasanya hanya naik motor bahkan naik angkutan umum dalam meliput berita, berpakaian lusuh, hanya menggunakan sandal dan tanpa idetintas perusahaan yang jelas. Reporter TV asli biasanya diantar oleh mobil dinas berlogo perusahaan yang bersangkutan.
Biasanya saya meminta para reporter gadungan tersebut untuk bisa membuktikan hasil tayang terlebih dulu di acara yang mereka janjikan, jika memang benar terbukti bisa naik tayang nantinya mereka akan saya berikan imbalan. Tentu saja, ini trik dari saya bagaikan buaya dimakan kadal yah... mana bisa.....
4. Jika anda merasa dipersulit dan terintimidasi oleh reporter gadungan maka ada baiknya anda minta didampingi oleh polisi atau pihak berwenang ketika proses wawancara untuk memberikan efek jera. Jika anda dipersulit oleh pihak production house dalam proses pengecekan kebenaran reporter mereka, anda bisa mengadukannya ke Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) (website: http://www.kpi.go.id) alamatnya di: Jl. Gajah Mada No. 8 Kebon Kelapa Gambir Jakarta Pusat DKI Jakarta Telepon: 021 634 0574
Reporter TV gadungan biasanya mengincar para pengusaha kecil menengah serta artis-artis yang baru meniti jenjang karirnya di dunia hiburan. Namun demikian, para artis yang sudah berpengalaman dalam berurusan dengan pihak media massa biasanya mereka menerapkan beberapa langkah yang saya sebutkan di atas. Para artis dan juga saya sendiri, kami memiliki jalinan kuat dengan pihak media massa sehingga kami dengan mudah mencek kebenaran jati diri para reporter media massa karena dunia hiburan itu cenderung spesifik ruang lingkupnya sehingga kami bisa saling mengenal satu sama lainnya.
Saya harap bagi anda yang sudah membaca tulisan ini bisa anda sebarkan kepada sanak saudara maupun rekan-rekan terlebih mereka yang memiliki usaha kecil menengah atau mereka yang sedang meniti karir di dunia hiburan agar mereka waspada dan tidak tertipu. Para reporter TV gadungan ini memanfaatkan fenomena booming acara-acara TV yang sedang terjadi di Indonesia.
------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)
-----------------------------------------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra