Wednesday, December 9, 2015

Kematangan spiritual religius

Kematangan Spiritual Religius


Berikut ini merupakan sekelumit gambaran kematangan spiritual manusia yang diperumpamakan sebuah alat musik biola. Dimana seseorang yang masih rendah tingkat pemahamannya dalam mendalami agama atau keyakinannya cenderung kasar, brutal dan radikal serta tak jarang menciptakan kelompok-kelompok fanatisme fatal. Orang-orang semacam ini diibaratkan seseorang yang masih dalam tahap pembelajaran memainkan alat musik biola, suara yang dihasilkan terdengar sumbang dan menyakitkan telinga.

Di sisi lain, orang-orang yang telah matang pemahamannya dalam menjalani agama atau keyakinannya diibaratkan seorang pemain biola yang telah mahir sehingga hasil alunan musik terdengar sangat merdu dan menghibur. Orang-orang dengan tingkat pemahaman agama yang sudah tinggi, mereka adalah orang-orang yang telah banyak belajar dari kehidupan. Mereka telah lolos uji dari berbagai masalah yang membentuk mereka menjadi makluk spiritual. Untuk meraih kematangan spiritual religius dibutuhkan sebuah proses yang panjang. Ibarat memainkan sebuah biola, agar dapat menghasilkan suara merdu alunan dawai biola diperlukan proses pembelajaran yang panjang. Semakin tinggi ilmu dan pengalamannya maka akan semakin merdu pula alunan musik yang dihasilkannya.

Semakin tinggi kematangan spiritual religius seseorang maka akan semakin terbuka pola pikirnya sehingga orang itu akan semakin mudah menerima perbedaan antara penganut keyakinan yang berbeda-beda. Para spiritualis yang telah matang akan menyadari bahwa semua agama itu memiliki tujuan dan misi yang sama. Ibarat jeruji-jeruji sebuah roda, meskipun berbeda-beda dan terpecah-belah namun semua akan menuju kepada satu titik yang sama.

Namun sayangnya, tidak semua orang bisa lolos uji dalam proses kematangan spiritual religiusnya. Banyak diantara mereka yang hingga maut menjemput masih melekat pada suatu keyakinan fanatik fatalistik. Kegagalan dalam meraih kematangan spiritual religius bisa juga disebabkan karena salah dalam metode pembelajarannya yang terjadi turun temurun atau juga guru yang salah dalam cara pengajarannya. Suatu belief system yang tercipta secara keturunan.

Sekelumit cerita yang indah tentang kematangan spiritual religius berikut ini begitu indah maknanya. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Sumber : www.ehipassiko.net

Suara Yang Paling Indah

Suatu hari, seorang pemuda mendengar suara yang menyakitkan telinga. Belum pernah ia mendengar suara yang begitu tak enak. Ia mengikuti sumber suara sumbang itu, dan tiba di teras belakang sebuah rumah, dimana seorang anak sedang belajar bermain biola. Saat tahu bahwa itulah yang namanya biola, ia memutuskan untuk tidak mau lagi mendengar suara biola.


Hari berikut, pemuda itu mendengar suara yang membelai telinganya. Belum pernah ia mendengar suara seindah ini. Ia pun mencari sumber suara itu, dan tiba di teras depan sebuah rumah, dimana seorang wanita sedang memainkan biolanya. Seketika, ia menyadari kekeliruannya. Suara tak nyaman yang didengarnya kemarin bukanlah kesalahan biola, bukan pula salah sang anak. Itu hanyalah proses belajar seorang anak yang belum mahir memainkan biolanya.


Mungkin begitu pula dengan agama. Sewaktu kita bertemu dengan seseorang yang menggebu-gebu terhadap kepercayaannya, tidaklah benar untuk menyalahkan agamanya. Itu hanyalah proses belajar orang yang belum piawai menganut agamanya. Sewaktu kita bertemu dengan orang bijak, seorang maestro agamanya, itu merupakan pertemuan yang indah, apa pun kepercayaan orang itu.

Hari berikutnya, si pemuda mendengar suara yang bahkan melebihi kemerduan dan kemegahan suara sang maestro biola. Melebihi percik sungai pada musim semi, melebihi kicau burung pada musim panas, melebihi desir angin pada musim gugur, melebihi hening gunung pada musim dingin. Suara apakah gerangan yang menggetarkan hati melebihi segalanya itu ?


Itu suara sebuah orkestra besar yang memainkan sebuah simfoni. Mengapa itu suara terindah di dunia? Pertama, setiap pemain merupakan maestro alat musiknya masing-masing. Kedua, mereka telah belajar lebih jauh untuk bermain bersama dalam suatu harmoni.


Mungkin begitu pula dengan agama. Seyogianya kita menghayati hakikat kelembutan agama kita sendiri melalui pelajaran kehidupan. Seyogianya kita menjadi mastero cinta kasih dalam agama masing-masing. Lebih jauh lagi, seyogianya kita belajar bermain, seperti para pemain orkestra, bersama pemeluk agama lain, dalam sebuah harmoni. Itulah, suara yang paling indah.


Catatan :
Perbedaan antara spiritual dan religius adalah : Religius adalah suatu keyakinan yang didasari oleh loyalitas terhadap dogma, aliran, aturan dan keyakinan serta mengandung dualisme salah atau benar. Sedangkan Spiritual adalah suatu keyakinan yang didasari oleh cinta kasih dan keadilan. Spiritual tidak melihat segala sesuatu berdasarkan hitam dan putih.
-----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra, anda bisa menghubungi : 0856 70 345 22  atau 0812 887 33448. Konsultasi spiritual ini bersifat profesional apabila anda hendak berkonsultasi maka ada biaya dan prosedurnya. Anda bisa berhubungan dengan   

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
Konsultasi Ramalan Tarot  
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra
Kumpulan Kata Bijak Motivasi Inspirasi  
Profile Priyashiva Akasa Dwijendra
-----------------------------------------------------------------  
Ramalan Horoskop mingguan IndoTarot : 
Aquarius | Pisces | Aries | Taurus | Gemini | Cancer 
| Leo | Virgo | Libra | Scorpio | Sagitarius | Capricorn