Selasa, 18 Desember 2012

Peranan guru dan Tuhan dalam jalan spiritual




Osho Zen Tarot



 " Guru akan datang ketika murid sudah siap"
- Buddha

Kata bijak di atas menggambarkan bahwasanya apabila seseorang sudah mempersiapkan fisik, mental dan spiritual untuk mempelajari sesuatu maka jalan akan terbuka dengan sendirinya melalui kehadiran sesosok guru. Hal ini pun berlaku juga dalam olah spiritual baik untuk meraih pencerahan, kesaktian maupun peningkatan kemampuan lainnya. Apabila sang murid tidak siap, kemanapun dia berusaha ada kecenderungan sulit menemukan arah dan guru yang tepat. Karena ketidaksiapan sang murid merupakan pertanda bahwa belum saatnya dia belajar.

Ada suatu pengalaman yang cukup menarik yang saya alami sebagai guru. Beberapa tahun yang lampau ketika saya masih membuka kelas pelatihan kursus ramalan tarot, pada suatu sore saya dihubungi melalui telepon oleh seorang wanita yang tertarik untuk membeli kartu tarot dan sekaligus belajar ramalan tarot dengan saya. Dari nada suaranya terasa sekali getaran energi negatif yang sangat besar, gayanya seperti seorang istri pejabat birokrat dan sok berkuasa. Dari awal saya sudah merasa tidak nyaman dan pastinya ada sesuatu yang tidak beres dengan sifat wanita tersebut.

Setelah segala prosedur dan biaya disepakati bersama, sang sopir dengan hanya mengendarai mobil sejenis kijang diutus untuk datang ke rumah mengambil satu set kartu tarot. Si wanita ini, sebut saja si X, ternyata tidak bisa bertemu muka dengan saya karena dia sedang terkena penyakit kelamin yang tak memungkinkan pergi keluar. Oleh sebab itu, saya mengalah dan mendatangi tempat tinggalnya.

Ternyata wanita ini berprofesi sebagai kupu-kupu malam yang menjadi simpanan lelaki yang bekerja di salah satu instansi pemerintah. Wanita ini tinggal di sepetak apartemen model studio (berisi 1 kamar) dengan luas kurang dari 40 meter persegi. Isi apartemennya pun kosong sangat sederhana, sempit dan hanya dilengkapi seperangkat kursi tamu serta TV Flat 29 inchi. Wajah wanita ini pun biasa saja namun lagak dan gayanya sangat luar biasa, sok boss dan sok kaya. Dari logat bicara dan sikapnya nampak jelas sekali si wanita kupu-kupu malam ini meremehkan dan menganggap saya orang miskin. Ketika saya tanyakan tanggal, bulan dan tahun lahirnya tak pelak lagi saya semakin yakin bahwa wanita ini memang bukan jenis manusia baik-baik karena terlihat jelas dari tanggal lahirnya merupakan tanggal lahir sial pembawa masalah dan perusak cinta kasih. Ditambah lagi nama yang dia berikan kepada saya hanyalah nama palsu.

Pertemuan saya dengan wanita pembawa sial ini cukup satu kali saja. Di hari berikutnya saya menolak dengan sopan melanjutkan pertemuan dan sesi pembelajaran ramalan tarot karena saya menilai dia bukanlah murid yang tahu diri dan jelas dia tidak memiliki kepribadian yang bersih. Tidak mengherankan jika kemudian si wanita pembawa sial ini mengirimkan sms dengan isi cacian dan makian karena dia merasa ditolak. Semakin tambah yakinlah saya dengan jati diri si wanita pembawa sial ini. Sungguh luar biasa bilamana seorang guru dicaci maki oleh seorang murid dimana notebene murid ini hanyalah seorang kupu-kupu malam. Namun dalam kasus ini, bukanlah profesi dia yang menjadi masalahnya namun lebih kepada sikap dan prilakunya.

Coba anda pikirkan, bagaimana mungkin seorang guru bisa mengajar dengan baik dan sukses apabila si murid merendahkan gurunya? Seorang guru baru bisa menjalankan fungsinya apabila murid menghormati dan mau menjalani arahan yang diberikan dari gurunya. Proses pembelajaran tidak akan efektif tanpa adanya kewibawaan dari seorang guru. Terlebih lagi dalam kasus ini, hubungan yang saya jalankan berupa suatu bentuk ikatan guru spiritual kepada muridnya. 

Sepanjang perjalanan profesi saya sebagai peramal tarot dan konsultan spiritual, banyak sudah macam dan jenis orang yang menjadi klien saya. Dari kelas pengemis hingga kelas konglomerat pernah berkonsultasi dengan saya. Namun baru pertama kali ini saja, ada seorang wanita dari lembah hitam bisa mencaci dan memaki saya karena merasa dirinya kaya dan berkuasa. Padahal banyak pula wanita-wanita lain berprofesi sebagai kupu-kupu malam yang bahkan sangat cantik dan khusus 'kelas atas', mereka juga berkonsultasi dengan saya namun kebanyakan mereka justru sangat ramah dan bersikap saling menghormati. Ketika saya menceritakan kejadian ini kepada beberapa rekan yang berprofesi sebagai artis terkenal, mereka semua tertawa dan sekaligus mencibir wanita si pembawa sial itu. Kami semua pun merasa kasihan kepadanya karena jelas terlihat bahwa dia tidak siap menjadi orang hidup enak di sepetak apartemen yang hanya berukuran kurang dari 40 meter persegi. Perubahan nasib membuat dia kaget. Dia pun nampaknya juga belum siap menjadi murid di jalan spiritual.

Metode pembelajaran ramalan tarot yang saya berikan tidak sekedar mengenal dan menghafalkan kata kunci kartu tarot saja, namun lebih dari itu. Dan memang belajar ramalan tarot tidak sesederhana itu. Ada beberapa ilmu bersifat mistis dan rahasia yang saya akan berikan dimana hal tersebut cukup berbahaya apabila jatuh ke tangan yang salah. Setelah kejadian tersebut, saya putuskan untuk merubah sistem pembelajaran dimana sayalah yang memilih dan menyeleksi murid secara lebih ketat dalam proses yang rahasia serta tertutup. Jadi bukan murid yang memilih saya.

Antara guru dan Tuhan itu posisinya saling terkait terutama di dalam menjalani kehidupann spiritual. Peranan guru dan Tuhan sangat penting dan vital bagi proses pencerahan seorang murid. Apabila sang murid tidak menghargai gurunya bagaimana mungkin dia bisa meraih jalan kebenaran Tuhan? Karena fungsi seorang guru adalah menjadi penerang jalan dan pemberi arahan kepada muridnya.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------