Sabtu, 22 Desember 2012

Korban perselingkuhan karena sifat egois



Shadowscapes Tarot


Sepanjang sejarah kehidupan manusia, cinta kasih dan harapan akan slalu menjadi permasalahan primer karena atas dasar kedua hal tersebut manusia mampu bertahan dalam proses seleksi alam dan evolusi. Permasalahan cinta kasih dari dulu hingga sekarang tak jauh-jauh dari soal patah hati, sulit jodoh, konflik antar pribadi, perpisahan hingga perselingkuhan. Jika di masa lalu perselingkuhan terjadi lebih banyak disebabkan atas dasar tuntutan hawa nafsu dan seksual semata, di masa era informasi ini semakin modern dan cerdas pola pikir seorang individu maka semakin rumit akar penyebab perselingkuhan. Apalagi dengan kemudahan media komunikasi baik secara online, telepon maupun sms menyebabkan potensi terbukanya kesempatan berselingkuhan sangat luas.

Pada umumnya reaksi pertama ketika kita mendengarkan curahan hati seorang korban perselingkuhan adalah prihatin dan timbul sikap menyalahkan si pelaku perselingkuhan. Ada rasa simpati dan empati ketika kita menampung permasalahan mereka. Norma-norma moral dan etika menjadi landasan penilaian yang kita terapkan atas perilaku perselingkuhan itu.

Saya selaku peramal tarot dan konsultan spiritual sudah banyak sekali masalah perselingkuhan yang telah saya tangani. Perselingkuhan memang salah namun saya tidak akan dengan serta merta menyalahkan si pelakunya. Terlebih dulu fakta dan inti permasalahan akan saya kaji, kumpulkan, analisa dan terawang secara keseluruhan. Saya akan melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang. Hal yang paling vital adalah menganalisa sekaligus menerawang dan meramalkan masing-masing karakter ke dua belah pihak agar hasil yang saya peroleh lebih obyektif dan tidak memihak. Dari situ nantinya akan terlihat akar permasalahan dan solusi yang terbaik.

Dalam beberapa kasus, lingkaran setan perselingkuhan yang terkadang diwarnai kekerasan dalam rumah tangga kerap terjadi disebabkan kedua belah pihak merasa terjebak oleh ikatan pernikahan yang sulit dilepaskan karena faktor keluarga besar atau anak. Alhasil perselingkuhan demi perselingkuhan terus menerus timbul tenggelam tanpa ada kejelasan solusi dan ujungnya.

Banyak sekali fakta-fakta yang mengejutkan bisa saya dapatkan melalui proses analisa sekaligus ramalan. Ada beberapa fakta dan faktor tersembunyi yang tak pernah disadari oleh banyak pihak adalah berupa sikap dan sifat dari si korban perselingkuhan itu sendiri. Banyak sekali korban perselingkuhan tidak menyadari atas sikap dan sifat yang EGOIS, mau menang sendiri, penuntut, temperamental, pendendam, curigaan, sikap tak bertanggung jawab dan sifat sikap negatif lainnya yang menjadi penyebab dan pendorong utama sehingga pasangannya melakukan perselingkuhan karena mencari kompensasi dan perbandingan. Sifat dan sikap negatif dari si korban perselingkuhan inilah penyebab pasangan  merasa tidak nyaman dan bahkan bosan hidup bersama dengannya. Ada juga kasus-kasus perselingkuhan lain yang timbul dimana si korban perselingkuhan tidak lagi mau melayani kebutuhan biologis pasangannya karena sibuk mengurus anak atau bekerja sehingga pada akhirnya sang pasangan berselingkuh demi mendapatkan pelampiasan kebutuhan pokok seksualnya kepada pihak lain. Di kehidupan yang modern seperti saat sekarang, kebutuhan sex sudah menjadi kebutuhan primer dalam hubungan cinta kasih apalagi di dalam menjalani biduk rumah tangga. Apabila kebutuhan sex tidak terpenuhi dan memuaskan bagi kedua belah pihak, hal tersebut bisa menjadi bom waktu yang efeknya bisa merusak keharmonisan masa depan jangka panjang.

Selama si korban perselingkuhan hanya menyalahkan orang lain dan keadaan maka solusi perselingkuhan dan perbaikan hubungan cinta kasih akan sulit terjadi. Langkah pertama yang terpenting baginya adalah melakukan intropeksi diri dan kemudian melakukan perubahan sifat dan sikapnya terhadap pasangan. Dalam kondisi dan situasi yang labil seperti itu, si korban perselingkuhan sangat membutuhkan pendamping dan pembimbing agar secara psikologis dan emosional dia bisa tegar dan tetap bersemangat. Cobaan cinta kasih berupa perselingkuhan sama beratnya dengan masalah lain seperti perpisahan karena kematian, patah hati ataupun putus cinta. Apabila seorang korban perselingkuhan lepas kendali dan terpuruk dalam trauma maka bekas-bekas luka psikologis dan emosionalnya akan membentuk dia menjadi seorang insan pencemburu, agresif, pemarah dan paranoid di masa depan. Ada beberapa kasus ekstrim dimana kasus perselingkuhan  mendorong si korban melakukan tindakan pembunuhan atau bahkan bunuh diri.

Apabila segala daya dan upaya perbaikan ke dalam diri sendiri telah dilakukan oleh si korban namun sang pasangan masih saja melakukan perselingkuhan maka hal itu merupakan pertanda bahwa hubungan cinta kasih sudah tidak bisa lagi diteruskan. Jalan perceraian atau putus hubungan adalah solusi terakhir yang paling menyehatkan jiwa dan pikiran. Tindakan ini bisa juga diartikan bahwa tali jodoh diantara mereka sudah selesai. Perceraian atau putus hubungan cinta kasih akan memampukan semua pihak untuk meneruskan kehidupan dan cinta kasih secara lebih sehat dengan cara masing-masing, mereka bisa bertumbuh menjadi diri mereka apa adanya.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------