Senin, 14 Februari 2011

Ramalan tarot yang tak obyektif





Gambar : Saint Tarot



Di malam Valentine ini, saya dan seorang teman berkesempatan untuk menghadiri sebuah acara di sebuah mall di bilangan Jakarta Utara. Acara begitu meriah dan ternyata di sana saya menemukan sebuah konter ramalan tarot. Peramalnya kebetulan seorang wanita yang masih muda. Syaratnya untuk bisa diramal 3 pertanyaan adalah dengan membeli sebuah produk dari konter tersebut.

Saya tipe orang yang suka belajar dan suka mengamati maka pada kesempatan itu juga saya tertarik untuk mencoba diramal oleh si peramal tarot tersebut. Saya ingin tahu dan ingin mempelajari teknik pembacaan tarot yang dia lakukan pada saat sesi konsultasi. Saya pun kemudian membeli sebuah produk dan terjadilah sesi konsultasi tarot singkat tersebut.

Saya mencoba mengajukan pertanyaan tentang kondisi hubungan saya dengan seorang teman, dimana pada saat itu sebenarnya masalahnya sudah terselesaikan namun saya ingin memperbandingkan antara pandangan saya dengan masukan dari si peramal tarot tersebut. Sebut saja teman saya ini inisialnya H.

Setelah saya memperkenalkan nama lalu kemudian saya mengajukan 2 pertanyaan yang berkaitan dengan kondisi dan prospek cinta kasih antara saya dengan seorang teman saya, si H. Si peramal itu kemudian meramal kartu tarot (dia menggunakan Rider Waite Tarot) dan membuka beberapa kartu tarot sekaligus. Tanpa melihat kartu-kartu tarot apa saja yang keluar, dia langsung menerocos sambil tatapan matanya sibuk mengarah pada penampilan saya, melihat kalung batu kristal di leher saya (saya menggunakan batu kristal onxy hitam pada saat itu) dan juga baju warna merah menyala yang saya kenakan (maklum... kan malam Valentine).

Hasil ramalan dia mengatakan bahwasanya :
1. Saya ini sedang tergila-gila dengan teman saya si H (memang saya gila sih... hahahaha...)
2. Saya ini orangnya lembek, sensitif, melow dan temannya saya si H ini lebih keras serta banyak kemauan dan impian.
3. Teman saya si H ini sedang menjaga jarak dan menghilang dari hubungan saya.
4. Saya akan capek dan putus harapan karena mengejar-kejar dia.
Hanya sekitar 4 point jawaban penting itu saja yang paling saya perhatikan dari 2 pertanyaan yang saya ajukan kepada si peramal tarot itu.

Saya hanya diam tanpa komentar demi etika dan kesopanan sambil saya pun memperhatikan bagaimana cara dia meramal tarot sambil menganalisa kelebihan dan kekurangan si peramal ini dari sudut skill sebagai professional tarot reader.

Saya menilai, si peramal ini sebenarnya memiliki bakat meramal tarot yang sangat baik namun sayangnya dia kurang fokus dan belum terarah. Ini terlihat dari cara dia mengocok kartu tarot yang terkesan sangat terburu-buru dan bahkan dia tak memerhatikan secara seksama hasil kartu-kartu tarot yang telah keluar di depannya. Dia mengambil kartu tarot hingga terbuka 7-8 kartu dan ditumpuk-tumpuk begitu saja. Selain itu, si peramal tarot ini terlalu cepat mengambil kesimpulan hanya berdasarkan penampilan fisik luar saya saja atau juga mungkin dengan klien-klien lainnya. Hal ini terbukti dengan hasil ramalan tarotnya yang sebagian besar meleset. Kenapa banyak yang meleset, saya coba jelaskan berikut ini :

1. Saya ini sedang tergila-gila dengan teman saya si H (memang saya gila sih... hahahaha...)
Fakta :

Saya tidak tergila-gila dengan si H namun yang benar adalah saya dan dia memang sedang dalam masa-masa adaptasi sehingga terjadi tarik ulur diantara kita berdua.

2. Saya ini orangnya lembek, sensitif, melow dan temannya saya si H ini lebih keras serta banyak kemauan dan impian.
Fakta :
Hasil ramalannya si peramal wanita tersebut terbalik. Justru sayalah yang keras, ambisius dan memiliki banyak kemauan serta impian sedangkan teman saya si H inilah yang sensitif, lembek, labil dan seringkali melow. Si H ini usianya berada 9 tahun lebih muda daripada saya dan dia sedang dalam proses masa-masa pencarian jati diri.

3. Teman saya si H ini sedang menjaga jarak dan menghilang dari hubungan saya.
Fakta :

Lagi-lagi ramalan dia ini meleset karena sebelum saya minta diramal olehnya, si H dan saya sudah kembali terhubung secara komunikasi melalui FaceBook, Blackberry Messenger dan komunikasi media lain atas kesadaran serta kemauan si H sendiri. Jadi, si H tidak berusaha menghindar apalagi menghilang dari kehidupan saya. Justru sayalah yang sebelumnya memutuskan hubungan dengan si H dengan cara menghapus no teleponnya, memutus hubungan pertemanan di FaceBook dan menghapus nama dia di Blackberry messenger saya. Dalam menentukan keputusan saya lebih keras, tegas dan penuh perhitungan.


Gambar : Sharman Caselli Tarot



4. Saya akan capek dan putus harapan karena mengejar-kejar dia.
Fakta :
Ramalan dia ini juga meleset karena sebelum saya minta diramal tarot olehnya, masalah saya dengan si H sudah selesai karena saya telah memutuskan untuk tidak menggunakan perasaan karena si H masih terlalu muda bagi saya (kami beda 9 tahun) dan sayalah yang memutuskan untuk mundur secara pelan-pelan dalam hubungan ini. Bahkan seandainya saya lanjutkan hubungan ini pun, saya tidak akan mengejar-kejar dia karena saya tahu betul karakter si H ini.



Gambar : Sharman Caselli Tarot


Inti dari semua ramalannya si peramal tarot wanita itu adalah : sayalah yang menjadi pihak yang teraniaya dan terdzolimi dalam cinta kasih sehingga saya harus mengejar-kejar si H ini.

Mengapa sebagian besar ramalan tarot wanita ini bisa terbalik kondisinya dengan kenyataan yang saya hadapi? Semua itu karena si peramal wanita ini terlalu cepat menyimpulkan karakter dari penampilan luar saya saja. Saat itu saya sedang mengenakan pakaian yang cukup menyolok : baju merah muda menyala, menggunakan kalung batu kristal onyx hitam dan nampak kalem di depannya. Sehingga dengan atribut luar saya ini, saya terkesan lebih melow, lembek, romantis, hampa tanpa cinta dan sensitif. Penampilan luar saya inilah yang dijadikan dasar dia untuk meramalkan kondisi saya. Dia bahkan hanya sambil lalu dalam memperhatikan kartu-kartu tarot yang telah keluar.



Gambar : Sharman Caselli Tarot


Akan beda hasilnya seandainya saja dia bersedia lebih tenang dan terfokus dalam meramal serta memperhatikan kartu-kartu tarot yang keluar, hasil ramalannya akan lebih mendekati fakta yang ada. Buktinya ketika dia mengeluarkan beberapa kartu tarot Rider Waite, muncul kartu : 10 of Swords (10 pedang) terbalik, Ace of Cups (As Cangkir) dan juga ada 10 of Cups (10 Cangkir). Dimana ke tiga kartu tersebut merupakan kartu yang sangat kuat memperlihatkan adanya proses perbaikan hubungan. Penjelasannya begini :
- 10 of Swords (10 Pedang) terbalik : hubungan yang sempat rusak namun kembali terkoreksi.
- Ace of Cups (As Cangkir) : timbul perasaan positif baru, upaya saling memaafkan.
- 10 of Cups (10 Cangkir) : konsolidasi hubungan yang retak.
* Catatan :
Dalam meramal dengan menggunakan kartu tarot, kita hendaknya menggabungkan arti kartu-kartu tarot dalam satu kesatuan makna.

Dia bahkan tidak menyadari bahwa saya juga seorang peramal tarot professional. Padahal pada saat penutupan sesi konsultasi, dia menarik sebuah kartu The Hanged Man (orang terbalik). Kartu tarot ini memiliki makna : seorang yang memiliki kemampuan dalam meramal/nubuat. Seandainya dia lebih memperhatikan kartu tarot yang keluar, dia akan tahu dan lebih awas.

Saya adalah seorang peramal tarot professional dan juga mengajar kursus tarot yang sudah lebih dari 8-9 tahun praktek dan memiliki pengalaman ratusan jam sebagai narasumber acara konsultasi di radio-radio besar ibu kota, sehingga sudah sewajarnya saya memiliki dasar penilaian dalam teknik meramal tarot. Namun demikian, banyak sekali pembelajaran yang bisa saya petik dari sesi konsultasi tersebut. Saya sama sekali tidak merasa lebih baik daripada dia namun justru saya bersyukur karena saya bisa bercermin agar dalam melakukan praktek meramal tarot secara professional nantinya maka saya harus lebih teliti dan berhati-hati.

Dengan kejadian ini, saya ingin berbagi tips dengan sesama peramal tarot professional lainnya yang sedang membaca artikel ini bahwasanya :

1. Jangan mudah menyimpulkan seseorang hanya dari penampilan luarnya saja (Don't judge the book from its cover)
Ingat loh... bahwasanya justru banyak pembunuh berdarah dingin/psikopat yang justru penampilannya kalem dan jauh dari kesan sadis. Demikian pula sebaliknya, orang yang nampak dari luar kasar justru seringkali sebenarnya mereka lembut perasaannya.
Jika anda meramal hanya berdasarkan penampilan luar seseorang maka ramalan tarot anda akan banyak meleset karena daya intuisi anda terhalang oleh nilai-nilai normatif yang nampak dari luarnya. Contoh : pakai baju merah/pink berarti orangnya lembek, pakai baju hitam berarti kasar dan lain sebagainya. Logika dan analisa andalah yang akan jadi patokan nantinya, bukan mata hati anda.

2. Bekerjalah dengan sepenuh hati Jangan mentang-mentang anda meramal gratisan di sebuah even maka anda jadi semaunya bahkan terkesan asal-asalan dalam meramal. Hal ini bisa dinilai dari cara mengocok kartu, memberikan tanggapan dan sikap tubuh si peramal loh... Ada juga beberapa peramal tarot lain yang dengan sengaja memberikan jawaban menggantung tanpa kepastian dengan harapan agar si klien nantinya mau menyambung konsultasi di luar even.
Jika anda sudah ditunjuk oleh sebuah event organiser sebagai seorang peramal tarot di sebuah acara dan anda menyanggupi pekerjaan tersebut maka sudah merupakan kewajiban bagi anda untuk bekerja secara serius dan penuh rasa tanggung jawab. Karena selain anda sendiri sebenarnya mendapatkan honor dari Event Organiser itu, anda pun sedang mengemban sebuah amanah.

Apabila anda seorang peramal tarot professional yang sedang mengisi acara di sebuah even tertentu maka anda harus tampil maksimal dan optimal karena di saat itulah anda berkesempatan unjuk kebolehan dan menjadi ajang pembuktian diri. Jangan sampai justru memberikan kesan negatif.

Dalam sebuah even, sudah menjadi sesuatu yang jamak dimana peramal lain mencoba menjajagi kemampuan peramal lain. Tentu saja dengan niat yang berbeda-beda, ada yang mempergunakannya sebagai ajang pembelajaran namun tak jarang ada juga yang berniat jahat.

Catatan tambahan :
Saya menuliskan pengalaman ini sebagai pembelajaran bersama
. Saya tidak ada niat untuk mendiskreditkan si peramal yang bersangkutan. Buktinya : saya tidak menyebutkan lokasi mall secara detail, tidak menyebutkan nama even dan juga tidak menyebutkan produk serta nama si peramal.
Batu onyx hitam : lambang kepercayaan diri, ketegasan sikap, keberanian

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------