Sabtu, 16 November 2013

Mengapa wanita berselingkuh







Sejak satu hingga dua dasawarsa terakhir, jumlah wanita yang berselingkuh semakin meningkat dan hampir sebanding dengan kaum pria. Terlebih lagi semenjak semakin mudahnya akses internet, sarana komunikasi jarak jauh dan pertukaran informasi menjadi semakin efisien dan tak mengenal batasan sehingga hal ini turut menfasilitasi kemudahan pria dan wanita untuk mencari kenalan dan memperluas pergaulan. Terutama di kota-kota besar, jumlah wanita yang melakukan perselingkuhan semakin meningkat dan beberapa diantaranya bahkan sudah berani melakukannya secara terang-terangan sebagai bentuk aktualisasi diri kehidupan hedonisme. Jika dulu perselingkuhan hanya dilakukan oleh sebagian besar artis selebritis saja, dewasa ini wanita yang berselingkuh banyak pula didominasi oleh para wanita pekerja atau wanita karir dan wanita pengusaha. Banyak faktor yang menyebabkan seorang wanita melakukan perselingkuhan, bisa disebabkan karena faktor internal maupun dorongan eksternal.

Jika sebagian besar kaum pria melakukan perselingkuhan didasari oleh dorongan nafsu sex dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan kenikmatan fisik duniawi. Hal ini berbeda dengan kaum wanita dimana sebagian besar wanita melakukan perselingkuhan lebih banyak disebabkan oleh faktor emosi dan perasaan. Alasan untuk melakukan perselingkuhan di dunia wanita lebih bersifat personal dan mendalam. Meskipun ada juga beberapa wanita yang juga melakukan perselingkuhan atas dorongan nafsu sex dan materi, semacam pelacuran terselubung. Mengapa sebagian besar wanita yang berselingkuh adalah para wanita pekerja atau wanita yang memiliki usaha sendiri? Hal terjadi karena kemandirian finansial telah membuat para wanita ini lebih percaya diri dalam menentukan langkah kehidupan termasuk jalan cinta kasihnya. Dengan bekerja dan mampu mencari uang sendiri, membuat para wanita yang berselingkuh merasa dirinya bisa menguasai dan menentukan nasib sendiri. Ada juga ibu rumah tangga yang melakukan perselingkuhan namun presentasenya lebih kecil dibandingkan dengan wanita pekerja atau wanita pengusaha.

Ironisnya ada juga beberapa wanita yang berselingkuh bukan karena disebabkan oleh hubungan suami istri yang berantakan. Suami sayang dan setia namun istri tetap selingkuh. Biasanya hal yang demikian ini dilakukan oleh para wanita yang memiliki karakter terlalu dominan dalam rumah tangga sehingga dia merasa suami terasa membosankan dan membuat dia menjadi jenuh. Hidup berumah tangga menjadi membosankan karena dia merasa jadi pengendali segalanya.

Berbeda dengan kaum pria dimana ketika seorang pria berselingkuh biasanya pria tersebut bisa mencintai secara seimbang antara pasangan resminya maupun selingkuhannya. Tak jarang pria yang telah memiliki karir dan materi yang mantap dan sukses, para pria tersebut justru tidak pernah menjelek-jelekan istrinya sendiri. Hal ini terjadi karena pria model seperti ini berselingkuh karena mencari pelengkap dari apa yang dia tidak bisa temukan pada diri istrinya. Sedangkan di dunia perselingkuhan wanita, wanita yang berselingkuh biasanya lebih mencintai pria selingkuhannya dibandingkan suami atau pasangannya sendiri. Suami atau pasangannya hanya dijadikan sebagai status dan simbol sosial belaka. Wanita yang berselingkuh telah mengalami distorsi dan pengalihan intensitas rasa cinta secara tidak sadar dari suami ke selingkuhannya. Secara biologis dan evolusi memang pria diciptakan untuk menjadi penggerak proses regenerasi keturunan spesiesnya sehingga secara alamiah pria memang diciptakan untuk berpoligami. Sedangkan kaum wanita dirancang sebagai penerima dan pemproses regenerasi tersebut. Kodrat alamiah ini yang menyebabkan cara berselingkuh pria dan wanita berbeda.

Semakin modern dan maju kehidupan seseorang maka semakin meningkatkan dan semakin rumit pula bentuk-bentuk harapan, keinginan, dorongan sex dan cinta kasihnya. Hasrat cinta kasih dan harapan wanita dalam menjalin suatu hubungan pun juga semakin rumit. Maka dari itu, di kota-kota besar saat ini terjadi kemunduran batas usia pernikahan dimana jika dulu wanita maksimal usia 25 tahun sudah harus menikah maka saat ini batasan wanita untuk menikah telah menjadi 30 tahun.

Di negara-negara maju seperti Jepang dan Singapore saat ini mengalami penurunan jumlah pernikahan dan jumlah kelahiran disebabkan penduduknya sangat sibuk dan sangat mandiri sehingga kaum wanitanya cenderung menganggap pernikahan dan punya anak justru menjadi beban kehidupan. Pria dan wanita bersaing secara terbuka dan seimbang dalam karir maupun bisnis. Tuntutan kehidupan yang semakin rumit dan persaingan semakin tajam mendorong kaum wanita menginginkan perjalan hidup dan cinta kasih yang sederhana dan efisien. Timbul suatu kesadaran baru bahwasanya sebagai wanita, mereka tidak hanya berfungsi sebagai alat reproduksi anak belaka. Tugas mereka tidak hanya melulu menikah, menjadi ibu rumah tangga, melahirkan lalu membesarkan anak. Alhasil, para wanita nya pun lebih suka menjalin cinta kasih tanpa ikatan. Hubungan cinta kasih tanpa mengharapkan komitmen jangka panjang juga menjadi salah satu pemicu perselingkuhan dan pergantian pasangan yang sangat cepat.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------