Senin, 16 Maret 2015

Sulit jodoh karena rendah diri





Kesulitan untuk menemukan jodoh atau pasangan bisa disebabkan oleh banyak hal baik bersifat eksternal maupun internal dan bersifat duniawi maupun spiritual. Apabila dilihat dari sudut pandang secara spiritual, kesulitan jodoh bisa disebabkan karena takdir jalan karma seseorang harus membujang atas dasar agama, bisa juga membujang karena memang nasib dan bisa juga karena diguna-guna. Kesulitan jodoh yang disebabkan oleh faktor duniawi bisa terjadi karena seseorang itu memiliki sifat yang jelek atau aneh, kurang pergaulan, lingkungan yang tidak mendukung dan beberapa diantaranya karena faktor fisik serta materi.

Dari pengamatan saya, sebagian besar perawan tua dan perjaka tua cenderung memiliki ciri khas karekteristik yang unik diantaranya: kebanyakan perawan tua cenderung anti sosial, sensitif, cenderung jutek atau ketus, mudah tersinggungan dan sulit dimengerti. Sedangkan kebanyakan perjaka tua, mereka cenderung pelit dan perhitungan serta sulit berbagi dalam banyak hal. Meskipun tidak semua perawan tua dan perjaka tua memiliki sifat-sifat yang demikian. Untuk sebagian orang, menjadi bujang atau single merupakan suatu pilihan hidup. Seseorang bisa dianalisa dan diramalkan apakah dia akan menjadi perawan tua atau perjaka tua dengan menggunakan perhitungan tanggal bulan tahun lahir yang bersangkutan secara ilmu numerologi.

Pada kesempatan ini, saya hendak membahas perihal sulit jodoh yang disebabkan oleh rasa rendah diri atau inferior. Saya memiliki teman wanita, sebut saja namanya A. Si A ini memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi, hal ini dibuktikan dia bisa lulus kuliah jurusan programmer di Australia dengan nilai yang memuaskan. Kulitnya putih bersih dan paras wajahnya pun tergolong cantik. Dia berasal dari keluarga yang kaya dan makmur namun sayangnya dia mengalami kesulitan dalam menemukan pujaan hatinya. Dalam kesehariannya dia mengisi hari-harinya dengan mengurung di kamar dan sibuk bermain internet, membaca buku dan kegiatan lainnya hanya di sekitar rumah saja. Hingga pada akhirnya, dia menyempatkan diri untuk berkonsultasi dengan saya dan meminta pandangan serta solusi yang terbaik agar dia mendapatkan jodohnya.

Dari pandangan saya, dia mengalami kesulitan untuk menemukan jodohnya di usianya yang telah  melewati kepala 3 tersebut disebabkan oleh sifat tertutup yang dia miliki. Sifat tertutupnya menghalangi dia untuk memperluas pergaulan serta membuat dia kaku ketika hendak menjalani pertemanan. Sifat tertutup ini banyak disebabkan oleh rasa rendah diri atau minder akibat dia merasa malu memiliki tubuh yang lumayan gemuk. Hal ini juga ada kaitannya dengan masa kecilnya dimana dia pernah dibully atau dilecehkan orang tua serta teman-teman sepermainannya karena bertubuh gemuk. Karena trauma masa lalu akibat dipermalukan itulah yang membuat dia menjadi minder lalu menutup diri dari dunia luar. Alhasil dia menjadi sulit jodoh karena kurang bersosialisasi dengan dunia luar. Ternyata bullying atau pelecehan itu masih terjadi hingga pada saat itu dimana bullying dilakukan justru oleh ibunya sendiri. Ketika satu keluarga makan berkumpul untuk makan-makan, sang ibu seringkali mengingatkan agar dia jangan terlalu banyak makan karena badannya sudah gendut nanti dia akan sulit menemukan jodoh. Kalimat-kalimat demikian yang terus menerus diucapkan oleh sang ibu justru berdampak kontraproduktif bagi si A. Dia justru semakin malu dan minder.

Maka dari itu, saya sarankan kepada sang ibu agar dia berhenti mengkritik dan menasehati hal-hal yang berkaitan dengan fisik si A. Saya menyarankan agar sang ibu memberikan semangat dan dorongan positif agar si A lebih percaya diri. Saya pun menyarankan agar si A merubah sudut pandangnya, bahwa bertubuh gemuk itu tidak berarti jelek. Saya juga menyarankan, apabila memungkinkan dia hendaknya merantau atau mencari kerja di luar kota atau luar negeri agar wawasannya terbuka. Dia hendaknya hijrah ke daerah lain yang lebih kondusif dan fresh agar memudahkan dia bisa memulai hidup dari awal secara positif. Sedangkan secara spiritual, saya menyarankan kepada si A untuk berganti nama karena menurut perhitungan dan ramalan saya, nama yang dia sandang menjadikan dia terlalu mandiri dan individual sehingga menghambat dia sendiri untuk berpasangan. Pada akhirnya dia melakukan perubahan secara mental, karakter dan spiritual sekaligus mengganti namanya agar menjadi lebih harmonis. Beberapa bulan sesudahnya, ketika saya bertemu dengan dia, si A ini telah menunjukan perubahan sikap dan mental yang lebih terbuka dan menyenangkan.

Seringkali hanya dengan merubah pola pikir dan mental, nasib yang kita alami bisa berubah secara dramatis. Seseorang bisa sukses atau gagal karena pola pikir dan mentalnya. Seseorang bisa bahagia atau sengsara juga disebabkan karena pola pikir dan mentalnya. Jika pola pikir dan mental kita dirubah maka hidup akan berubah.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------