Tuesday, August 27, 2013

Sial karena selingkuh







Perselingkuhan dalam hubungan cinta kasih dan rumah tangga bisa terjadi karena berbagai faktor baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor internal diantaranya adalah karena hubungan cinta kasih yang tidak harmonis, komunikasi yang tidak sehat antar pasangan, perbedaan karakter dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal bisa timbul karena adanya godaan dari pihak ketiga akibat situasi dan kondisi yang memungkinkan terjadinya perselingkuhan. Namun kali ini saya tidak akan membahas perihal faktor perselingkuhan. Pada kesempatan ini, saya hendak berbagi pengalaman dan pelajaran hidup terkait dengan kesialan nasib akibat berselingkuh.

Tidak hanya sekali atau dua kali saja saya menemui kasus dimana seorang wanita maupun pria yang justru semakin sial hidupnya akibat berselingkuh dari pasangannya. Salah satu contoh yang hendak saya ceritakan kali ini merupakan suatu kasus dimana ada seorang pria, sebut saja bernama H, dia mengalami kemelut rumah tangga yang sudah lama namun sayangnya sulit untuk bercerai dengan istrinya. Istrinya, I, adalah sesosok wanita yang cemburuan, temperamental, terlalu sensitif, penuntut dan labil. Kehidupan rumah tangga secara sex dan komunikasi diantara H dan I sudah tidak ada kecocokan. Hampir setiap hari mereka slalu cekcok dan bagai hidup dalam lingkaran setan pertengkaran. Tak mengherankan apabila kemudian H berselingkuh dengan salah satu rekan kerjanya di kantor bernama A. Hubungan cinta kasih pelarian yang timbul karena situasi dan kondisi, bisa juga disebut sebagai cinta lokasi karena emosi. Hubungan ini semakin rumit karena A sendiri adalah istri orang. Si A juga mengalami kehidupan rumah tangga yang sama kacaunya dengan si H.

Bisa dibilang hubungan antara H dengan A adalah suatu bentuk hubungan cinta kasih yang lebih sial. Sial karena selingkuh, lepas dari mulut buaya kemudian masuk ke mulut singa. Mengapa demikian? Karena sifat A lebih parah dibandingkan karakter si I (istri H sendiri) dimana A ini merupakan sosok wanita yang dominan, bossy, suka menindas, tidak sabaran, kasar, materialistis suka memoroti dan pendendam. Sifat-sifat yang dimiliki oleh A adalah kebalikan dari sifat si I namun dalam konotasi sifat buruknya dimana si I terlalu lemah dan bergantung pada H sedangkan A terlalu keras dan berkuasa. Hubungan ini pada akhirnya membentuk dua lingkaran setan yang bersatu menjadi bentuk lain lingkaran setan kekacauan cinta kasih yang lebih rumit.

Ketika hubungan perselingkuhan H dan A terkuak oleh masing-masing pasangannya, terjadilah aksi balas membalas menggunakan jasa paranormal antara I (istri H) dengan si A hingga pada tingkatan yang ekstrim yakni saling mengirimkan santet dan guna-guna. Dalam kondisi terjepit, pada akhirnya H pun meminta bantuan paranormal.

Cinta pelarian yang dilakukan oleh H pada akhirnya hanya menambah masalah dan kesialan yang semakin rumit. Semua masalah bermuara pada diri H. Keinginan H untuk mendapatkan pasangan yang lebih baik dan lebih membahagiakan justru yang dia dapatkan sesosok wanita yang lebih buruk.

Saya sarankan kepada H agar ada baiknya H ini memutuskan hubungan dengan A dan kemudian membereskan masalah rumah tangganya dimana semua berawal. Apabila dalam batas waktu yang telah ditentukan tetap saja tidak ada perubahan maka memang ada baiknya si H ini bercerai saja dengan istrinya demi kebaikan bersama. Jalan yang paling bijaksana dan lebih sehat menurut pandangan saya adalah dengan memutuskan A sekaligus juga dengan istrinya mengingat segala daya dan upaya untuk melakukan perbaikan telah maksimal namun hasilnya tetap nihil. Setelah memutuskan rantai permasalahan, baru kemudian H hendaknya memperbaiki diri, menata hati dan membereskan sikap mental menuju pendewasaan karena bagaimana pun juga konflik rumah tangga bisa terjadi karena andil dari kedua belah pihak. H tidak boleh menyalahkan semuanya kepada pasangannya.

Ada suatu masa dimana H harus membersihkan diri dan menstabilkan kehidupan pribadinya. Ketika nantinya H sudah bisa menenangkan hati dan pikiran, vibrasi dan energi spiritual yang dia pancarkan akan lebih bersih sehingga dengan demikian dia akan bisa menarik pasangan-pasangan yang lebih baik dan lebih sehat mentalnya. Selama H masih kacau dan gelisah maka vibrasi serta energi yang dia keluarkan hanya akan menarik wanita-wanita yang bermasalah karena orang yang bermasalah cenderung tertarik pada frequensi yang sama dengan pihak lain yang juga bermasalah. Demikian pula sebaliknya.

Hal-hal yang saya sarankan di atas memang tak semudah yang dikatakan untuk melakukannya, terutama karena semua ini berkaitan masalah hati dan perasaan. Namun hanya dengan tekad kuat yang dilandasi dengan kesadaran untuk berubah saja maka H bisa terlepas dari penderitaan akibat hubungan cinta kasih yang tidak sehat.

Semua ini memberikan pelajaran hidup yang berharga bagi kita semua bahwasanya pelarian yang didasari oleh hawa nafsu hanya akan menimbulkan kesialan dan penderitaan belaka. Apabila kita memiliki masalah, sebaiknya segera diselesaikan sampai tuntas. Pelarian hanya akan memperpanjang permasalahan. Apapun permasalahan hidup yang ada, sejatinya kunci penyelesaiannya ada di dalam diri kita sendiri.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Saturday, August 17, 2013

Ramalan nasib bisa dirubah






Ilmu Tuhan di dunia ini sangatlah Maha Luas. Kita sebagai manusia diberi kesempatan untuk mempelajarinya agar kita bisa memahami arti hidup sebagai manusia. Siapa yang memahami dan mengenal dirinya sendiri maka dia akan mengenal Tuhannya. Demikian pun dalam dunia ilmu ramal meramal, di dunia ini sangat banyak ragam dan jenisnya. Namun demikian, di dunia ini tetap saja tidak ada sifat yang sempurna. Demikian pun di dalam ilmu ramalan tak ada yang bersifat mutlak benar dan seratus persen akurat. Setiap ilmu pasti ada kelebihan dan kekurangannya.

Selama lebih dari 10 tahun pengalaman saya sebagai konsultan spiritual dan peramal tarot professional, saya telah menemui dan mempelajari beberapa ahli ramal meramal dan guru-guru spiritual. Tidak ada sedikit pun hasrat saya untuk menjajal mereka. Semua itu justru saya lakukan sebagai proses pembelajaran, menambah ilmu dan membuka wawasan baru di dunia spiritual. Ilmu satu dengan lain biasanya mampu saling melengkapi dan mengkoreksi kekurangan ilmu lain. Dari situ pula, saya menyadari bahwa di luar sana masih banyak orang-orang yang sakti, memiliki daya linuwih, rendah hati dan bahkan beberapa diantaranya ada yang memiliki kemampuan yang sulit dijelaskan oleh nalar manusia biasa.

Beberapa hari yang lalu, saya mendatangi seorang ahli pembaca garis tangan dan ahli Ba Zi/Pe Ji. Saya merasa takjub karena tingkat akurasinya sangat tinggi mencapai 90 persen (dalam asumsi 10 pertanyaan yang meleset hanya 1 saja). Ramalan garis tangan terbagi menjadi 2 bagian yakni : bagian pertama meramalkan usia 1 tahun hingga 35 tahun dimana hal ini bisa dilihat pada garis tangan dan garis pergelangan tangan sebelah kiri kita dan bagian kedua meramalkan usia 36 tahun hingga 70 tahun dimana hal ini bisa dilihat pada garis tangan dan garis pergelangan tangan sebelah tangan kanan. Sebagian besar ramalan yang peramal garis tangan itu sebutkan banyak yang tepat dalam hal masalah cinta kasih, rejeki, kejadian, kecelakaan, jodoh, rumah dan sebagainya. Dari hasil ramalan tersebut, saya mendapatkan begitu banyak pembelajaran dan hikmah yang tiada ternilai. Dari hasil kesimpulan menyeluruh dari ramalan garis tangan tersebut kemudian saya padukan dengan hasil ramalan dan analisa dari ilmu yang saya miliki sendiri sehingga secara garis besar kini saya memiliki suatu panduan khusus dalam bertindak dan bersikap.

Ada 2 ramalan yang membuat saya tersadar bahwa ternyata nasib itu bisa dirubah bila kita mau berusaha dan menyadari konsekuensinya. Dua ramalan yang telah saya rubah tersebut adalah ketika saya diramalkan bahwa di antara usia 22 tahun hingga usia 27 tahun seharusnya saya menikah dan ketika saya berusia di bawah 35 tahun seharusnya saya pernah berurusan 1 kali dengan pihak kepolisian. Di situ juga diramalkan apabila saya menikah di usia tersebut maka saya akan bercerai. Dimana kedua ramalan itu memang ada benarnya namun tidak terjadi, bukan juga meleset. Ramalan nasib yang bisa saya rubah adalah:

Ramalan pernikahan:
Ketika saya berusia 23 tahun, saya pernah dikejar-kejar seorang wanita yang berusia lebih tua namun berasal dari latar belakang ekonomi, pendidikan dan keluarga yang sangat jauh berada di bawah strata keluarga saya. Seluruh anggota keluarga besar tidak setuju. Saya sendiri juga tidak pernah menyayangi apalagi mencintai wanita tersebut karena pada dasarnya saya hanya berteman saja dengannya. Namun wanita itu dengan gigih mengejar saya, segala daya upaya dia lakukan bahkan dia sampai memakai jasa beberapa paranormal pulau seberang. Semua usahanya nihil karena pertahanan saya sangat kuat dan juga saya tidak pernah mencintai dia. Hal ini menunjukan bahwa ramalan garis tangan saya di usia 22 hingga 27 tahun seharusnya menikah namun jika dilakukan bisa bercerai sebenarnya benar terjadi. Namun berhubung saya mengambil tindakan yang berbeda pada saat itu maka pernikahan aneh tersebut batal terjadi. Hal ini menunjukan bahwa nasib sebenarnya bisa kita rubah.

Ramalan berurusan dengan polisi:
Ramalan garis tangan menyatakan bahwa di bawah usia 35 tahun, saya pernah 1 x berurusan dengan pihak kepolisian. Ramalan ini sebenarnya benar terjadi namun bisa saya rubah. Kejadiannya adalah sebagai berikut: Ketika saya berusia 33 tahun, ada suatu kejadian dimana kartu kredit saya pernah dicuri oleh pegawai resepsionis di kantor hingga dia berhasil menggunakannya sebesar 2,5 juta untuk membeli cincin emas. Pihak bank penerbit mengambil tindakan tegas terhadap orang itu sedangkan saya menekan pihak HRD agar mengambil tindakan tegas pemecatan atau jika tidak saya akan melaporkan ke pihak kepolisian. Orang itu pada akhirnya dipecat dan saya tidak memperpanjangan masalah. Dengan demikian, saya pun tidak melibatkan polisi untuk menyelesaikan masalah ini. Ramalan berurusan dengan polisi bisa terjadi apabila pada saat itu saya emosi dan melaporkan pencuri itu ke polisi. Namun saya bertindak dengan cara yang berbeda. Hal ini menunjukan bahwa nasib bisa saya rubah dengan cara saya mengambil tindakan yang lebih bijaksana dan berhati-hati ketika peristiwa itu terjadi.

Hasil pembelajaran sangat penting dari kunjungan saya ke tempat peramal garis tangan tersebut adalah: bahwasanya nasib bisa kita rubah asalkan kita mau berusaha dan mengambil tindakan serta sikap yang benar. Demikian pun ramalan nasib masih bisa kita rubah bilamana kita menyadari sepenuhnya konsekuensi dan hasil yang akan terjadi sedari awal sebelum semuanya terlambat dan terjadi. Sejatinya hidup ini adalah pilihan, sebelum Tuhan memberikan suatu bentuk nasib sesungguhnya Tuhan memberikan beberapa pilihan kepada kita. Disadari atau tidak, banyak masalah dan nasib sial kebanyakan adalah hasil pilihan kita yang salah di masa lalunya.

Ramalan selalu saya jadikan sebagai bentuk lain suatu gambaran nasib atau bimbingan/guidance, bukan suatu hal yang saya anggap pasti terjadi. Karena saya yakin dan bahkan saya sendiri sudah membuktikannya bahwa nasib bisa kita rubah. Nasib adalah suatu pilihan. Dengan mendapatkan suatu gambaran, suatu peringatan atau suatu bimbingan yang terkait masa depan, saya mampu memperhitungkan langkah-langkah dan tindakan apa saja yang diperlukan sebagai persiapan.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Saturday, August 3, 2013

Jalan setapak spiritual






Spiritual dan religius bagaikan dua sisi dari sebuah keping mata uang, nampak berbeda namun berada dalam satu kesatuan. Spiritual lebih bersifat universal dan tanpa paksaan dimana sebagian besar orang salah mengerti menyamakan spiritual dengan hal-hal yang berbau mistik dan klenik. Sedangkan religius bersifat dogmatik, memerlukan kedisiplinan dan menganut belief system mutlak. Namun pada hakikatnya baik spiritual maupun religious sama-sama mengarah pada Tuhan yang sama.

Beberapa waktu yang lampau, pada suatu sesi konsultasi ramalan tarot saya bertemu dengan seorang klien yang meminta saran dan pandangan perihal arah serta pilihan manakah keyakinan yang sesuai dengan dirinya. Suatu pertanyaan yang sensitif dan juga rumit. Dia seorang anak muda berusia awal 20 an yang dilahirkan dari sebuah keluarga yang cukup religious sehingga secara otomatis agama yang dia anut pada saat ini adalah agama yang bersifat turun temurun. Namun sayangnya, dia merasa tidak nyaman dan tidak cocok dengan keyakinan agama turunan yang saat ini dia jalani. Dia menilai bahwasanya agama yang dia anut saat ini begitu banyak ajaran-ajaran yang bersifat kontradiktif, agresif dan menilai segala sesuatunya mutlak berwarna hitam putih. Dia memiliki begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab akan kebenaran agamanya. Dia pun sudah mencoba melakukan perbandingan dengan beberapa ajaran agama lain namun sayangnya, dia menilai semuanya hampir sama. Menurut pandangan saya sendiri, dia adalah sesosok anak muda yang cerdas namun masih labil maka tak heran apabila dia nampak begitu kritis dan sangat sensitif.

Sebagai seorang konsultan spiritual, saya tidak memiliki kapasitas dan juga bukanlah hal yang bijaksana bagi saya untuk menyatakan agama mana yang paling benar. Saya sarankan kepada dia agar tidak terburu nafsu menentukan pilihan jika dia memang belum siap benar. Saya sarankan agar dia memperluas wawasan pengetahuan ajaran spiritual maupun religious dengan cara memperbanyak membaca buku-buku karya Rumi, Ajahn Bhram, Anthony De Mello, Osho, Dalai Lama, Karen Armstrong, Thich Nath Hanh, Krisnamurthi dan semacamnya. Atau dia juga bisa membaca buku-buku filosofi agar dia lebih memahami arti kehidupan dan ketuhanan dari sudut pandang yang lebih kritis. Bisa juga dia membaca novel-novel bernuansa spiritual seperti karya James Redfield atau Paulo Coelho dan semacamnya. Wawasan yang luas akan memberikan pencerahan dan pemahaman yang mendalam agar dia kelak tidak terjebak pada suatu paham fanatisme buta. Saya yakin apabila hati dan pikirannya sudah siap maka suatu saat nanti jalan serta arah yang sesuai dengan panggilan jiwanya akan terlihat lebih jelas.

Fanatisme muncul akibat ego diri berlebihan, wawasan sempit tertutup dan juga keras kepala sehingga yang bersangkutan merasa diri paling benar sedangkan pihak lain yang berbeda pasti salah. Mereka yang fanatik merasa diri paling pintar padahal bagi saya merekalah justru yang paling bodoh, buktinya mereka dengan begitu mudah diprovokasi dan dicuci otak melalui paham-paham kaku tendensious yang menyebabkan logika mereka mati rasa. Paham fanatisme bisa menimpa siapa saja dan dari kalangan manapun baik ilmuwan, politikus, ahli agama bahkan atheis pun ada. Hanya dengan memperluas pandangan terang dan membuka diri terhadap berbagai pengetahuan maka seseorang akan bisa mendapatkan kebijaksanaan.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------