Friday, July 29, 2011

Filosofi Hanacaraka Carakan Jawa






Di dalam artikel yang saya tulis sebelumnya sempat disebutkan secara sekilas mengenai sejarah terciptanya 20 huruf bahasa Jawa yang disebut Hanacaraka atau Carakan Jawa dimana Hanacaraka ini menurut sejarah diciptakan oleh Raja Sariwahana Ajisaka yang bertahta di India, beliau jugalah yang menciptkan perhitungan kalender tahun Saka sebelum munculnya Kalender Jawa ciptaan Sultan Agung Mataram. Huruf Hanacaraka ini terdiri dari 20 aksara berupa suku kata yang terbagi menjadi 4 baris. Setiap suku kata dan setiap barisnya masing-masing memiliki makna filosofis mengenai kehidupan manusia dari semenjak lahir hingga meninggal.

Berikut ini adalah makna filosofis ke dua puluh suku kata yang membentuk aksara Jawa ini :
1. Ha berarti Hidup
2. Na berarti Hampa
3. Ca berarti Cahaya atau Nur
4. Ra berarti Ruh atau Rasa
5. Ka berarti Menyatu atau Berkumpul
6. Da berarti Menjadi atau Berwujud
7. Ta berarti Titik atau Noktah
8. Sa berarti sebuah atau suatu
9. Wa berarti bentuk atau wujud
10. La berarti abadi atau langgeng
11. Pa berarti meninggal atau wafat
12. Dha
berarti berdagang atau jual beli
13. Ja berarti Jiwa atau berjiwa
14. Ya berarti sabda atau firman Tuhan
15. Nya berarti pasrah
16. Ma berarti sebab akibat
17. Ga berarti pendamping, suami istri
18. Ba berarti hamil atau mengandung
19. Tha berarti tumbuh, bersemi, berkembang
20. Nga berarti alam fana atau dunia

Sedangkan 4 baris susunan Hanacaraka Carakan Jawa ini dimana masing-masing baris berisikan 5 aksara Jawa, apabila diuraikan baris per baris maka masing-masing memiliki makna filosofis mendalam dimana secara keseluruhan menggambarkan proses kehidupan manusia dari berupa noktah sel telur kemudian berkembang menjadi bayi lalu lahir tumbuh berkembang kemudian menjadi tua dan pada akhirnya meninggal. Berikut ini uraikan ringkas makna filosofis baris per baris ke 20 aksara Jawa tersebut :

Ha Na Ca Ra Ka
Hanacaraka berarti adanya utusan manusia (Hana kong-kongan = Bahasa Jawa).
Secara filosofis diartikan sebagai adanya utusan dari Tuhan yang Maha Esa dua orang utusan, seorang pria dan wanita.


Da Ta Sa Wa La

Datasawala berarti terjadi perselisihan atau peperangan (Padha Peperangan = Bahasa Jawa).
Secara filosofis diartikan sebagai timbulnya perpecahan diantara ke dua utusan tersebut.

Pa Dha Ja Ya Nya

Padajayanya berarti mereka sama-sama saktinya (Padha Digdayane = Bahasa Jawa)
Secara filosofis diartikan bahwasanya kedua jenis manusia tersebut (pria dan wanita) dalam menjalani kehidupan sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing namun bisa saling melengkapi satu sama lainnya.

Ma Ga Ba Tha Nga

Magabathanga berarti tak ada yang menang dan tak ada yang kalah, keduanya sama-sama meninggal (Sampyuh = Bahasa Jawa)
Secara filosofis diartikan pada akhirnya kedua jenis manusia tersebut (pria dan wanita) akan meninggal dan menjadi sesuatu yang tiada berguna namun demikian usaha dan upaya yang telah dilakukan selama mereka hidup hanya memberikan kepuasan keduniawian semata.

Apabila diringkas dalam bahasa yang sederhana maka makna dari 4 baris ke 20 aksara Hanacaraka Carakan Jawa tersebut memberi petuah kepada kita bahwasanya selama kita hidup di dunia ini tak ada yang langgeng lestari. Kesuksesan duniawi pada akhirnya akan menjadi sesuatu yang tak berguna setelah kita meninggal nantinya. Ibarat kata : Kekayaan dan Uang tidak akan dibawa sampai ke liang kubur kita. Makna spiritual yang hendak disampaikan adalah tak peduli kita pria atau wanita maka hendaklah bisa seimbang secara duniawi dan spiritual dalam menjalani kehidupan ini agar bisa mencapai kebahagiaan hakiki.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Wednesday, July 27, 2011

Ramalan Primbon Jawa dan Sejarahnya




Bila di dunia barat ada metode peramalan yang menggunakan nama dan tanggal lahir sebagai dasar ramalan yang lebih dikenal dengan sebutan numerologi maka di Nusantara pun memiliki ilmu yang serupa dan sama hebatnya, yakni Ramalan Primbon Jawa. Ramalan Primbon Jawa terkadang disebut juga dengan Paririmbon.

Ramalan Primbon Jawa mengacu pada penanggalan atau Kalender Jawa yang diciptakan pada era pemerintah Sultan Agung Mataram. Namun pada era sebelumnya, di dalam kebudayaan Jawa pun sudah ada sistem penanggalan kuno yang disebut sebagai penanggalan Tahun Saka. Sistem penanggalan Tahun Saka diperkirakan sudah muncul dari tahun 78 Masehi dan masih berlaku hingga masa berdirinya candi Borobudur sekitar abad 8 Masehi.

Perhitungan kalender Tahun Saka mulai dikenal ketika Raja Sariwahana Ajisaka bertahta di India. Dia juga yang menciptakan sistem alfabet jawa Hanacaraka (Carakan Jawa) yang berjumlah 20 huruf. Sistem dan perhitungan Kalender Saka dan Kalender Jawa memiliki persamaan. Namun demikian, jauh sebelum agama Hindu memasuki kebudaya Jawa pun masyarakat asli Jawa telah memiliki sistem kalender tersendiri yang disebut Pranata Mangsa yang berisikan 12 bulan sebagai patokan masa-masa melakukan cocok tanam.

Penggunakan sistem penanggalan Jawa pada era pemerintahan Sultan Agung Mataram ini merupakan awal terciptanya sistem peramalan primbon jawa berdasarkan kalender Jawa dimana Kalender Jawa ini serupa dengan Kalender Hijriyah (Kalender Umat Muslim). Kalender yang diciptakan pada masa Sultan Agung Mataram ini juga disebut sebagai Aboge/Kalender Sultan Agung.

Perhitungan Kalender Sultan Agung dimulai dari 1 Sura Tahun Alip atau sama dengan 1 Muharam tahun 1043 Hijriyah atau sama dengan 8 Juli 1633 Masehi. Dalam sistem kalender Sultan Agung ini terdapat perhitungan 8 tahunan (windu), 1 tahun berisikan 12 bulan, 7 hari dan 5 jenis pasaran hari yang disebut sebagai weton.

Ke dua belas bulan tersebut adalah :
1. Sura
2. Sapar
3. Mulud
4. Bakda Mulud
5. Jumadilawal
6. Jumadilakhir
7. Rejeb
8. Ruwah
9. Pasa
10. Syawal
11. Dulkangidah
12. Besar

Bila dilihat dari sistem 12 bulan di atas maka sistemnya penanggalannya memang sama dengan 12 bulan Hijriyah meskipun terdapat perbedaan perhitungan jumlah banyaknya hari dalam sebulan, sebagai contoh : bulan pasa sama dengan bulan ramadhan. Tahun baru kalender Sultan Agung jatuh pada 1 Sura, dimana pada hari tersebut bagi masyarakat penganut paham spiritual kejawen dianggap sebagai hari yang sakral dan mereka akan merayakannya dengan melakukan lelaku ritual.

Selain itu sistem perhitungan 8 tahunan (windu) dalam perhitungan kalender Jawa terbagi menjadi dua jenis tahun yakni :
1. Tahun Panjang :
Yakni tahun Ehe, Je dan Jimakir dimana ketiga tahun tersebut masing-masing memiliki panjang hari sebanyak 355 hari.
2. Tahun Pendek :
Yakni tahun Alip, Jimawal, Dal, Be dan Wawu dimana masing-masing tahun tersebut memiliki panjang hari sebanyak 354 hari saja.

Sedangkan 7 hari atau yang disebut dengan Dinten Pitu/Naptu hari penamaannya sama dengan hari penanggalan Hijriyah. Sedangkan 5 pasaran weton yang disebut juga sebagai Neptu Pasaran limo terdiri dari : Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi. Dimana weton ini akan terjadi pengulangan setiap 35 hari sekali perputarannya, sebagai contoh : hari ini 27 Juli 2011 jatuh pada hari Rabu Legi maka Rabu Legi berikutnya akan jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011 (35 hari kemudian).

Dalam sistem peramalan Primbon Jawa terdapat 10 jenis primbon yang memiliki fungsi berbeda-beda. Arti dari Primbon atau Rimbon adalah kumpulan atau simpanan, jadi arti harfiah dari Primbon itu adalah kumpulan atau simpanan petuah-petuah dan bimbingan dari leluhur sebagai pedoman menjalani hidup generasi berikutnya.

Sifat-sifat manusia, keberuntungan, kecocokan jodoh beserta seluk beluk ramalan kehidupan secara detail bisa diramal dengan menggunakan sistem ramalan primbon jawa ini. Sistem peramalan Primbon Jawa sama rumit dan akuratnya dengan sistem ramalan numerologi dunia barat. Kedua jenis ramalan ini, Primbon Jawa dan numerologi, sama-sama menggunakan sistem kalender sebagai dasar perhitungan ramalan nasib manusia.

Berhubung kitab ramalan Primbon Jawa ini masih bertuliskan aksara Jawa Hanacaraka dan juga hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja maka perkembangan dan kelengkapan data ramalan Primbon Jawa tidaklah selengkap dan semaju numerologi. Namun kini ada upaya dari beberapa pihak yang sadar budaya tengah berusaha keras menterjemahkan literatur-literatur ramalan primbon Jawa dalam bahasa Indonesia agar bisa diwariskan kepada generasi penerus bangsa.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Thursday, July 21, 2011

Dzikir untuk meningkatkan kesadaran





Gambar : Shadowscape Tarot


Dzikir secara etimologi (asal usul kata) berarti : ingat. Jika dikaitkan dalam hal religius spiritual maka arti dari dzikir sendiri bisa berarti sadar diri akan keberadaan Tuhan Semesta Alam. Dalam prakteknya ada beberapa jenis dzikir, salah satunya yang biasa saya lakukan adalah dengan mengingat asma Allah yang berjumlah 99.

Dzikir itu sendiri jika dilakukan dengan fokus konsentrasi penuh dan niat kuat maka akan mampu meningkatkan kesadaran diri dan ketajaman mata batin. Kesadaran terhadap ketuhanan akan bertumbuh sekaligus juga akan terjadi peningkatan sikap awas dalam menjalani hidup dan peka terhadap lingkungan, sesama manusia maupun makluk lain ciptaanNya sebagai hasil prosesi dzikir.

Cara berdzikir pada umumnya dilakukan dengan 2 cara yakni dengan menderas asma-asma Allah secara pelan, khusuk serta mendalami maknanya dan ada juga dengan cara menderas asma-asma Allah dalam jumlah ratusan bahkan ribuan kali dengan lafal yang cepat dimana tak jarang proses ini bisa menyebabkan kita mengalami suatu kondisi trans. Di samping itu, apabila salah satu dari dua cara tersebut dilakukan dengan teratur, benar dan dilandasi dengan niat kuat maka kita pun bisa memasuki kondisi alpha atau kondisi relaksasi dengan mudah. Ada suatu kenyamanan dan ketentraman batin tertentu sesudahnya.

Dzikir bisa digolongkan sebagai bentuk lain dari meditasi aktif dimana tujuan utama dari dzikir adalah timbulnya sikap awas waspada dan senantiasa eling.

Priyashiva Akasa Dwijendra sebagai Peramal Tarot dan Konsultan Spiritual melakukan pendekatan yang berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan wanita atau pria yang berkonsultasi dengan ramalan tarot. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil yang seimbang dan akurasi yang tinggi maka Priyashiva Akasa biasanya menggunakan metode analisa kejiwaan yang digabungkan dengan teknik terawangan menggunakan intuisi atau indera ke 6. 

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Wednesday, July 20, 2011

Peramal yang agnostik atheist




Gambar : Rock Art Tarot


Di dalam artikel yang saya tulis sebelumnya, telah dibahas mengenai perbedaan antara Agnostik dan Atheist. Meskipun sebenarnya serupa tapi tak sama, perbedaan yang dimiliki keduanya pun sangatlah tipis. Namun secara singkat bisa diartikan bahwasanya Atheist adalah suatu paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan sedangkan Agnostik adalah suatu paham dimana lebih mengutamakan akal sehat, penjelasan ilmiah dan juga pemahaman mendalam sebelum seseorang itu mau mengakui adanya Tuhan. Paham Agnostik bisa juga berarti suatu paham dimana seseorang percaya adanya Tuhan namun memilih untuk tidak peduli dan tidak mau terikat oleh dogma/aliran agama atau kepercayaan apapun, hidupnya didasarkan pada akal sehat dan berlandaskan pada falsafah kehidupan murni.

Dalam menjalankan praktek konsultasi ramalan tarot dan konsultasi spiritual, ada banyak cara pendekatan yang dilakukan oleh si peramal baik secara : psikologis, ilmiah, logika, religius, metafisik spiritual dan juga pendekatan secara filosofis. Dalam kaitannya Agnostik dan Atheist, ada beberapa rekan peramal profesional yang memilih jalur Agnostik sebagai landasan hidup dalam menjalankan profesinya sebagai peramal profesional. Sesi konsultasi dan ramalan yang disampaikan oleh peramal agnostik (atau terkadang juga atheist) berdasarkan falsafah murni dan analisa logis serta bebas dari pengaruh ajaran atau dogma agama tertentu. Mereka memilih independent/Mandiri dari pengaruh semua ajaran agama atau kepercayaan.

Bagi orang awam banyak yang bingung dan menganggap kontradiktif dalam memahami paham agnostik atheist yang dianut oleh seorang peramal namun bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia filsafat hal tersebut dimungkinkan terjadi. Bagi peramal agnostik atheist, mereka mengedepankan pemahaman real/nyata, logis analisis dan bisa dijelaskan secara ilmiah apa yang mereka lihat dari ramalan mengacu pada nilai-nilai falsafah kehidupan nyata.

Saya pribadi dalam menjalankan praktek konsultasi ramalan, sepenuhnya saya berlandaskan pada metafisik spiritual dimana doa, ibadah dan campur tangan Tuhan Semesta Alam merupakan aspek terpenting bagi pedoman hidup.

Adalah suatu kebebasan penuh bagi setiap pelaku profesional untuk memilih paham kehidupan karena sejatinya semua itu adalah hak azasi masing-masing orang. Hasil konsultasi ramalan juga tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh paham-paham yang dianut oleh si peramal professional tersebut. Benar atau salah di dalam kehidupan ini seringkali bersifat relatif. Benar di suatu ruang lingkup maka belum tentu benar di lingkup yang lainnya. Perdebatan pastilah ada karena pola pikir manusia amatlah beragam.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Tuesday, July 19, 2011

Apakah ramalan bisa diubah dan berubah?




Gambar : Rock Art Tarot


Beberapa waktu yang lalu, saya mendapatkan sebuah pertanyaan dari salah satu klien, si A, yang isinya cukup menggugah perasaan dan pikiran. Pertanyaan tersebut adalah : " Apakah ramalan bisa berubah dan dirubah oleh kita? "

Kemudian saya pun menjawab : " Ramalan baik itu berupa ramalan tarot maupun ramalan jenis lainnya tentu saja bisa dirubah dan berubah karena pada dasarnya ramalan itu bukanlah suatu kepastian namun lebih mengarah pada sebuah gambaran serta bersifat bimbingan (guidance) dalam suatu proses menerjemahkan kode-kode kehidupan di masa depan. Cara mengubah ramalan yakni dengan merubah mindset (pola pikir) dan cara kita merespon ramalan tersebut. Apabila ramalan tersebut kita respon dengan semangat positif optimis dan kemudian mengambil sikap tindakan proaktif maka biasanya ramalan akan berubah menjadi suatu proses pembelajaran hidup yang memberdayakan (empowerment)."

Sebenarnya tidak hanya ramalan yang bisa diubah dan berubah, nasib dan takdir kita pun bisa berubah. Nasib maupun takdir bisa diubah serta berubah bila kita bersedia berusaha secara duniawi dan ditopang dengan doa, ibadah demikian juga membuka jalur komunikasi dua arah dengan Tuhan Semesta Alam. Bagi beberapa ahli spiritual tingkat tinggi, proses merubah takdir maupun nasib bisa berjalan dengan cepat melalui ritual lelaku spiritual tertentu.

Inti kata, semua yang terjadi di dunia ini tidaklah bersifat permanen dan konstan. Ada suatu proses perubahan dinamis yang mana aspek-aspek yang melingkupi kehidupan baik secara materi maupun non-materi bisa dirubah dan berubah. Selama kita bisa menyelaraskan diri dengan perubahan maka kita pun bisa merubah hal-hal yang melekat pada diri kita.

Namun sayangnya, klien saya si A ini, dia menyampaikan pertanyaan tersebut berkaitan dengan pasangan hidup dia dimana si A ini menginginkan pasangannya untuk berubah sesuai dengan keinginan dan harapannya. Proses perubahan yang demikian tergolong sulit karena seseorang bisa berubah bila orang yang bersangkutan sendirilah berniat untuk berubah sedangkan pihak lain hanya bisa mendorong dan menghimbau namun tidak bisa memaksakan perubahan. Selama sifat dan prilaku pasangannya tidak berubah maka secara keseluruhan pasangan tidak akan berubah juga.

Maka dari itu, saya menyarankan agar si A dulu yang harus melakukan intropeksi diri dan melakukan perubahan. Perubahan nasib dan hidup hanya bisa terjadi bila perubahan dimulai dari diri sendiri terlebih dulu. Si A tidak boleh hanya bisa menyalahkan pasangan maupun kondisi karena ketidakharmonisan yang dia alami. Cara orang lain merespon dan bersikap terhadap diri kita sejatinya adalah cerminan dari sikap dan prilaku yang kita berikan kepada mereka.

Saya yakin apabila si A berubah secara lebih positif dan bijaksana maka pasangannya pun kecenderungan besar akan ikut berubah. Namun apabila si A sudah berubah menjadi lebih baik namun pasangannya tetap sama saja prilakunya maka itu pertanda bahwa sudah saatnya bagi dia itu memutuskan tali perjodohan karena upaya keharmonisan yang dilakukan akan gagal total apabila tidak ada keseimbangan dalam memberi dan menerima dari kedua belah pihak.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Monday, July 18, 2011

Ramalan Priyashiva Akasa tentang gunung berapi di Metro Pagi MetroTV






Gambar : Gunung Lokon




Pada tanggal 2 Januari 2011 hari Minggu pagi, Priyashiva Akasa Dwijendra selaku Peramal Tarot dan Konsultan Spiritual Professional berkesempatan menjadi narasumber di acara Metro Pagi di MetroTV dalam rangka menyambut awal tahun baru 2011. Dalam sesi acara tersebut Priyashiva Akasa menyampaikan beberapa ramalan diantaranya adalah : akan ada 1 gunung berapi yang akan meledak di tahun 2011 dan bencana banjir akan banyak berkurang setelah melewati bulan Maret 2011. Dua ramalan tersebut telah menjadi kenyataan dimana memang bencana banjir yang banyak melanda beberapa propinsi di Indonesia di tahun 2010 mulai banyak berkurang kejadiannya. Sedangkan mengenai satu gunung berapi yang akan meledak di tahun 2011 pun juga telah menjadi kenyataan yakni dengan terjadinya erupsi dan ledakan Gunung Lokon di Timohon Sulawesi Utara yang mulai menggeliat pada tanggal 11 Juli 2011. Untuk menyegarkan ingatan, berikut ini cuplikan sesi acara Metro Pagi di MetroTV tersebut :





Hingga artikel ditulis oleh Priyashiva Akasa Dwijendra, letusan gunung Lokon masih aktif terjadi dan melontarkan semburan abu vulkanik hingga setinggi 600 meter sehingga daerah evakuasi diperluaskan dan zona bahaya ditetapkan sejauh 3,5 KM dari gunung Lokon.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------

Tuesday, July 12, 2011

Agnostic dan Atheism




Gambar : Vertigo Tarot


Di Indonesia istilah Agnostic/Agnostik masih belum begitu bisa dipahami sehingga seringkali orang awam menilai bahwa Agnostik sama dengan Atheist padahal sejatinya kedua hal tersebut serupa tapi tak sama.

Istilah Atheist di Indonesia sudah banyak dikenal terutama di era orde lama dimana pada masa tersebut keberadaan partai komunis diidentifikasikan sebagai partai atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sehingga istilah tersebut sudah banyak dipahami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Bagi kita yang lahir setelah era orde lama, kita telah sedikit banyak mempelajari pengertian atheist dari pelajaran sejarah, pendidikan agama dan moral. Paham atheist sendiri tidak ada kaitannya dengan paham politik tertentu, menjadi atheist adalah hak masing-masing individu sehingga sifatnya lebih personal.

Sedangkan mengenai Agnostik itu sendiri, istilah ini masih cenderung baru di telinga kita. Semenjak terjadinya era reformasi di Indonesia, era kebebasan berpendapat dewasa ini mendorong orang-orang yang memiliki paham agnostik dan atheist secara terang-terangan mulai berani menunjukan eksistensinya meskipun kebanyakan masih menggunakan media internet dalam menyampaikan hak dan pandangannya.

Adapun istilah Agnostic/Agnostik merupakan sebuah istilah yang bisa dibilang abstrak dalam penjabarannya namun jika kita hendak menterjemahkan dalam bahasa yang sederhana dan mudah dipahami maka istilah ini bisa diartikan sebagai : Seseorang yang menyadari adanya keberadaan Tuhan atau Dewa atau entitas yang Maha Tinggi namun dia memilih untuk tidak peduli sehingga secara independent dia memilih untuk tidak menganut pada ajaran agama atau keyakinan tertentu.

Ada juga pengertian lain istilah Agnostic/Agnostik yang menyatakan bahwasanya tidak mungkin bagi manusia untuk bisa mengerti dan mengetahui bahwa Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi itu memang ada.

Kaum religius, mereka menggunakan dasar dogma dan ritual dalam menyikapi kehidupan. Sedangkan kaum spiritual menggunakan pendekatan metafisik dan tafakur. Lain halnya bagi seorang Agnostik, mereka mengutamakan akal pikiran/logika dalam menilai dan menyikapi segala aspek kehidupan serta dalam menyelesaikan permasalahan pun mereka cenderung menggunakan pendekatan filosofis dan ilmiah.

Di dalam wikipedia dijabarkan bahwasanya Agnostic/Agnostik memiliki beberapa jenis antara lain :

Agnostic Atheism
Seorang Agnostic Atheism tidak mempercayai akan adanya Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi dan dia juga tak menyatakan tahu akan keberadaan Tuhan, Dewa/Dewi.

Agnostic Theism
Seorang Agnostic Theism meskipun dia tidak menyatakan tahu/paham tentang keberadaan Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi namun dia percaya bahwa Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi ada dan memilih untuk tidak peduli

Agnostisme Apatis/Pramagtis
Suatu pandangan yang menyatakan bahwasanya tidak ada bukti akan keberadaan atau ketidakberadaan Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi namun semenjak Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi yang dianggap ada nampaknya Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi tersebut tidak peduli dengan alam semesta maupun kesejahteraan penyembahnya maka pertanyaan yang berkaitan dengan kepercayaan akan adanya Tuhan, Dewa/Dewi atau Entitas Tertinggi secara luas & akademis bisa dipertanyakan/diperdebatkan.

Ignostisme
Suatu perdapat yang menyatakan bahwasanya definisi yang masuk diakal tentang ketuhanan harus dikedepankan sebelum pertanyaan akan keberadaan Tuhan dapat didiskusikan secara lebih mendalam. Apabila acuan definisi tersebut tidak masuk diakal maka seorang ignostis akan mengacu pada pandangan nonkognitis dimana keberadaan Tuhan tidak berarti atau secara empiris tak bisa teruji. Inti kata : seorang Ignotis mengedepankan suatu penjelasan yang masuk diakal tentang keberadaan Tuhan. Bila tidak ada suatu acuan logis yang bisa menjelaskan bahwa Tuhan itu ada maka seorang ignostis menganggap Tuhan itu memang tidak ada.

Agnostik Keras
Seorang Agnostis garis keras berpendapat bahwa baik dirinya sendiri maupun orang lain tidak mungkin tahu atau tidak mungkin bisa memahami bahwa Tuhan itu ada.

Agnostik Lunak
Seorang Agnostis garis lunak dia baru akan percaya adanya Tuhan bilamana ada sebuah bukti logis yang bisa menunjukan kepadanya bahwa Tuhan itu memang ada.

Jadi dari artikel yang singkat ini, bisa diambil intinya bahwasanya perbedaan tipis antara Agnostik dan Atheis adalah : Bagi seorang Agnostik, mereka memilih tidak peduli meskipun Tuhan itu ada atau mereka membutuhkan penjelasan yang masuk diakal untuk memahami hakikat keberadaan Tuhan dari sudut pandang filosofis dan ilmiah. Sedangkan bagi seorang Atheist, mereka tidak percaya dan juga tidak peduli akan keberadaan Tuhan meskipun mereka menemukan bukti, alasan maupun penjelasan masuk diakal tentang ketuhanan karena bagi seorang Atheist konsep ketuhanan itu secara absolut tidak ada.

------------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

----------------------------------