Monday, March 5, 2007

Ramalan tarot masalah egoisme

Salah satu hal yang menyumbang terpuruknya kondisi kehidupan bangsa Indonesia adalah sifat egoisme yaitu sifat yang mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Sifat ini diperparah lagi dengan minimnya rasa berterima kasih dan bersyukur terhadap kebaikan yang dilakukan orang lain. Coba anda lihat sendiri di dalam kehidupan yang ada di lingkungan anda sendiri, seberapa banyak orang atau bahkan mungkin diri anda dan juga saya yang mampu mengucapkan kata 'Terima Kasih' ketika orang lain memberi bantuan dan perhatian terhadap diri kita? Meskipun kata 'Terima Kasih' tampak remeh dan kecil bahkan tidak diperlukan waktu 1 menit untuk mengucapkannya, namun kata ini memiliki dampak yang luar biasa bagi yang menerimanya. Dengan tidak adanya wujud apresiasi ini, hal kecil tersebut telah menunjukkan kepribadian kita yang sesungguhnya.

Berkaitan dengan masalah egoisme ini, saya seringkali juga menemukan ada pada diri orang-orang yang datang minta diramal baik secara langsung maupun lewat email. Namun paling sering ke-egoisan ini saya temukan pada diri teman-teman dekat saya. Karena merasa bahwa service ramalan ini gratis, teman-teman saya menilai apa yang dilakukan ini sekedar iseng-iseng berhadiah. Sehingga tidak jarang, sesungguhnya mereka yang butuh diramal namun justru mereka yang menyuruh saya untuk datang ke rumah mereka. Pertanyaan yang diajukan pun benar-benar remeh temeh. Tidak jarang sewaktu saya coba untuk fokus membaca kartu Tarot, mereka tidak menyimak namun mereka justru asyik ngobrol sambil merokok bahkan sambil membalas SMS.Dan bagi mereka yang mengirim pertanyaan lewat email, sedikit di antara mereka mengirim ucapan 'Terima Kasih' setelah saya jawab email mereka.

Mereka merasa bahwa diri merekalah yang terpenting dan mengharuskan saya untuk memberikan perhatian penuh terhadap permasalahan pribadi mereka. Seolah-olah sayalah orang yang memiliki tanggung jawab penuh untuk membantu menyelesaikan masalah mereka.

Biasanya jika saya menghadapi hal-hal seperti ini, tindakan yang saya ambil adalah dengan bersabar dan pergi berlalu untuk pulang ke rumah. Saya coba bersabar dan tidak reaktif dalam menghadapi sikap-sikap yang demikian itu. Saya tidak tersinggung , namun saya pergi dan berlalu karena saya mempunyai aktivitas lain yang lebih penting dibandingkan dengan melayani orang-orang yang sedang berada dalam kondisi negatif seperti itu.

Sebisa mungkin saya berusaha untuk melakukan semua ini tanpa pamrih dan tidak mengharap imbalan apapun terhadap teman-taman yang memang membutuhkan bantuan. Melalui tulisan ini,saya menghimbau terhadap para pembaca, untuk merubah keadaan menjadi baik semua itu harus dimulai dari diri kita sendiri terlebih dulu. Alangkah indahnya jika dalam menjalani hidup kita yang tengah resesi ekonomi ini kita bisa saling bantu mebantu dan memahami satu sama lain.

Tidak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih atas waktu yang anda sediakan untuk membaca tulisan saya ini.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------  

Sunday, March 4, 2007

Buku harian sebagai media kotemplasi

Menulis buku harian/diary/journal identik dengan anak ABG atau aktivitas yang hanya dilakukan oleh kaum perempuan. Padahal buku harian memiliki manfaat yang sangat banyak terutama untuk kesehatan mental. Buku harian pada umumnya kita gunakan sebagai media untuk curahan uneg-uneg yang tidak bisa diceritakan kepada orang lain karena alasan-alasan tertentu atau dikarenakan kita tidak memiliki teman curhat yang sehati dan memahami diri kita.

Selain berfungsi sebagai media curhat, buku harian bisa juga kita pergunakan sebagai sebuah media kotemplasi atau perenungan harian atas prilaku kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan menuangkan ke dalam tulisan perihal prilaku dan aktivitas kita sehari-hari sesungguhnya kita telah berusaha merenungkan dan mengevaluasi sudut pandang pribadi kita baik terhadap diri maupun lingkungan dimana kita berada. Dengan membiasakan menuangkan pendapat pribadi ke dalam buku harian, hal tersebut akan melatih diri kita untuk memiliki daya empathy yang tinggi karena empathy akan timbul dengan cara mengevaluasi kehidupan yang tengah kita jalani baik dari perspektif pribadi maupun dari perspektif orang lain.

Untuk memperoleh perkembangkan emosional dan pola berpikir yang dewasa dan sehat semestinya dimulai dari timbulnya kesadaran diri. Kesadaran akan prilaku kita yang positif maupun yang negatif. Menurut pendapat saya, untuk merubah sikap dan pikiran yang negatif pertama-tama kita harus menyadari nilai-nilai negatif tersebut, baru prilaku negatif bisa dirubah. Jika kita tidak pernah merasa salah, maka niat perbaikkan diri tidak akan pernah ada.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------  

Friday, March 2, 2007

Sinetron bertebaran dan buku harganya mahal

Judul di atas memang tidak ada hubungannya satu sama lainnya. Namun jika anda amati kecenderungan akhir-akhir ini, dari kita mulai bangun pagi hingga malam menjelang tidur acara di televisi kita dibombardir oleh berbagai sinetron dari yang bertema cinta remaja hingga misteri. Kalau bukan sinetron maka kita disuguhi gosip-gosip artis. Dan hal ini terjadi hampir di seluruh saluran televisi kita(kecuali MetroTV).

Sering kali saya berpikir, bagaimana bangsa kita bisa cepat maju dan kritis dalam berpikir ya? Sedangkan sarana informasi yang gratis dan mudah dijangkau berbagai kalangan yaitu TV hanya dicekoki berbagai sinetron yang mayoritas bertema hedonisme dan gosip-gosip.

Sedangkan untuk memperoleh peningkatan ilmu melalui membaca buku, mayoritas buku-buku yang bermutu dan hasil terjemahan dari luar negeri rata-rata harganya di atas Rp.80.000 Akses untuk memperoleh kemajuan dalam hidup ternyata memang tidak murah di negeri kita ini.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------  

Essensi agama

Saya bukan ahli agama dan juga bukan ahli spritual. Saya pun merasa masih banyak kekurangan dalam menjalani ibadah kepada Tuhan YME. Tidak sedikit teman-teman dan orang yang berada di lingkungan saya sering kali memperingatkan saya untuk segera beribadah dan menjalankan berbagai syariat agama dalam berbagai kesempatan. Tidak jarang juga, saya menerima kritikan dan kadang teguran berkaitan dengan ramal meramal dengan kartu Tarot. Sebisa mungkin saya menerima dengan pikiran yang terbuka walau kadang juga saya sempat jengkel terhadap orang-orang yang dengan mudahnya menghakimi dan memberi label tanpa terlebih dahulu memahami dan menguasai permasalahan yang ada.

Yang sering kali membuat saya menjadi sedih adalah: banyak di antara orang-orang yang saya kenal secara pribadi, fokus ibadah mereka hanyalah demi memperoleh pahala dan surga. Sehingga tidak jarang prilaku keseharian mereka justru tidak mencerminkan pribadi yang soleh atau minimal tidak menyakiti perasaan orang lain. Tidak jarang juga beberapa diantara mereka mempergunakan dalil-dalil agama untuk membenarkan prilaku mereka.

Menurut pendapat saya, mereka telah kehilangan essensi dari agama itu sendiri. Bukankah agama idealnya bertujuan untuk membentuk manusia yang lebih baik? Memang di dalam beragama terdapat dua hubungan: hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama manusia. Bagi saya yang lebih penting bukan masalah hubungan itu sendiri, namun lebih pada bagaimana kita sebagai manusia bersikap dan bertingkah laku dalam menjalankan hubungan itu sendiri, bukan sekedar terpaku pada ritual maupun dogma-dogma yang ada. Sekali lagi, agama idealnya adalah bertujuan untuk membentuk manusia yang lebih baik secara seutuhnya dan hal tersebut bisa dicapai jika kita sebagai manusia mau melakukan intropeksi diri secara berkesinambungan di dalam kehidupan yang fana ini.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------  

Thursday, March 1, 2007

Kartu Tarot The Death





Gambar : Scenery Tarot


Kemarin sebagaimana biasanya tiap pagi saya selalu menarik satu kartu kartu di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Kartu tarot yang muncul adalah kartu The Death!!

Dan apa yang saya alami hari itu adalah: saya tidur seharian layaknya orang mati karena kondisi tubuh yang kurang enak badan dan kondisi pikiran baru drop habis. Kehabisan energi positif seperti orang mati!! Bawaannya tiduran aja di atas tempat tidur, enggan melakukan aktifitas apapun. Dalam kasus tertentu kartu tarot The Death (Kematian) bisa juga diartikan secara harfiah maupun simbolis atau juga sesuatu hal yang bisa diasosiasikan dengan hal-hal yang pasif sifatnya.

Namun demikian, hari itu saya mempelajari sebuah arti esoterik ramalan tarot baru yakni kartu The Death merupakan kartu yang berkaitan dengan energi kehidupan manusia.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------  

Kartu Ramalan Tarot yang mengerikan






Gambar : Novelty and Fantasy Tarot


Di dalam kartu Tarot terdapat beberapa kartu yang dari gambarnya saja sudah bisa membuat orang yang melihatnya menjadi ngeri dan memikirkan sesuatu yang negatif. Kartu-kartu tersebut adalah: The Death, The Devil dan The Tower untuk kartu Arkana Mayor dan 3 of Swords, 9 of Swords dan 10 of Swords.

Sebenarnya semua kartu di dalam kartu Tarot memiliki arti yang positif dan juga negatif. Demikian pula beberapa kartu yang saya sebutkan di atas. Semua tergantung dari konteks permasalahan dan dalam pengartiannya akan sangat bergantung sekali pada pengalaman dan kepiawaian si pembaca kartu tarot itu sendiri.

Semisalnya untuk kartu The Tower; kartu tarot ini tengah menggambarkan runtuhnya sebuah benteng akibat diterjang petir dan badai. Sesungguhnya kartu ini bagi saya justru menggambarkan pertanda baik bagi mereka yang tengah dirundung permasalahan yang berlarut-larut. Sebab dengan kemunculan kartu ini di dalam pembacaan, menunjukkan bahwa tidak lama lagi permasalahan yang tampaknya buntu akan segera mendapat solusi dan jalan keluarnya.

Sedangkan kartu tarot The Death; dari artinya saja sudah cukup membuat hati orang yang melihatnya menjadi miris. Namun bagi saya ini adalah kartu positif yang menandai tumbuhnya atau munculnya harapan hidup baru.

Untuk kartu tarot The Devil, kartu ini jika muncul dalam pembacaan yang berkaitan dengan masalah bisnis menunjukkan bahwa bisnis yang sedang dijalankan akan membuahkan hasil yang lumayan besar dan bila lup daratan akan berakibat yang kurang baik secara moral.
Untuk kartu 3 of sword, arti kartu ini berkaitan dengan masalah patah hati. Patah hati yang akan membuat orang yang bersangkutan akan menjadi tumbuh lebih dewasa secara mental dan spritual dalam menyikapi kehidupannya secara menyeluruh.

Kartu 9 of swords dan kartu tarot 10 of swords; kartu depresi. Meskipun artinya demikian, jika muncul dalam pembacaan, kartu ini mengindikasikan bahwa kesedihan dan cobaan yang tengah dihadapi akan segera berakhir dengan akhir yang diluar dugaan.

Sekali lagi, masalah hitam dan putih, positif dan negatif, benar dan salah; semua hal tersebut sifatnya sangat subyektif dan relatif.

 -----------------------------------
Untuk berkonsultasi dengan Priyashiva Akasa Dwijendra/Priyashiva Akash, anda bisa menghubungi 
Telp/WA: +62 856 70 345 22 (Syarat & Ketentuan Berlaku)  

Priyashiva Akasa Dwijendra
-------------------------------
YouTube Channel :
Acara TV Priyashiva Akasa Dwijendra

-----------------------------------------------------------------